Informasi seputar Cileungsi Jawa Barat & sekitarnya
Ingin megiklankan produk Anda ?
Segera email ke wartamampir@yahoo.com

spr

...................................................... PPC Iklan Blogger Indonesia ....................................................

...................................................... ..................... ..............

Tuesday 9 August 2011

DAJAL & SIMBOL SETAN ( Bab II )

Bab II
TANDA-TANDA DATANGNYA DAJAL

"Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka,
Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi
yang akan mengatakan kepada mereka
bahwa sesungguhnya manusia dahulu
tidak yakin kepada ayat-ayat Kami." (an-Naml:82).

Gerakan zionisme Dajal tidak hanya menguasai perekonomian dan moneter dunia, namun juga menguasai teknologi dan jaringan spionase global. Mereka juga "menyusup" ke dalam bidang agama, moral, dan budaya. Mereka memanfaatkan celah-celah dogmatis yang bisa ditafsirkan sedemikian rupa, serta membuat penafsiran Alkitab sesuai keinginannya. Bahkan, menyisipkan kebohongan dan khayalan-khayalan dengan mengaku-aku bahwa hal itu seakan-akan datangnya dari Allah.

Salah satu bidang agama yang disusupnya adalah menafsirkan datangnya Mesiah serta penentuan waktu akhir dunia. Dalam Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, dikisahkan tentang persamaan antara Nabi Ilyas a.s. dan Nabi Isa a.s. Kedua nabi tersebut naik ke langit dan akan turun menjelang "harri Tuhan" (kiamat).

Dalam kitab Injil Perjanjian Lama II Raja-raja 2:11, diterangkan tentang Nabi Ilyas:

"Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke surga dalam angin badai."

Dalam kitab Injil Perjanjian Lama Maleakhi 4: 5 diterangkan, "Sesungguhnya aku akan mengutus Nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari Tuhan yang besar dan dahsyat itu."

Juga tentang kedatangan kembali nabi Ilyas dapat dibaca pula pada kitab Matius 17:10 dan Lukas l:17.

Di samging harapan akan turunnya kembali Nabi Ilyas (Elia) dan Nabi Isa, berbagai tanda telah dinubuatkan oleh Injil Perjanjian Baru (Wahyu 13) di antaranya:

"Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh, di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat." (Wahyu 13:1).

"Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehdupan dari Anak Domba yang telah disembelih…" (Wahyu 13: 8)

"Yang penting di sini ialah hikmat barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam." (Wahyu 13: 18).

Anda pasti sangat tertarik bila berbicara tentang hari kiamat, yaitu tentang kekacauan, kegetiran, serta ramalan-ramalan tentang nasib manusia. Dan minat Anda tersebut akan terpuaskan bila mendengarkan kisah-kisah tentang ramalan-ramalan serta berbagai penafsirannya, yang didasarkan pada asumsi rasional atau pseudo-rational:

Dalam kaitannya dengan hari kiamat ini, kita pun mengenal kepercayaan akan datangnya al-Masih ad-Dajal dan turunnya Nabi Isa a.s. yang akan membunuh Dajal dan kemudian memimpin umat manusia untuk memeluk agama Islam. Namun dalam pembahasan ini tidak akan dibahas tentang Imam Mahdi, Ya'juj dan Ma'juj, atau Gog dan Magog, melainkan akan dibahas sekitar Almasih Isa a.s. serta ad-Dajal yang banyak ditanyakan oleh umat dalam majelis-majelis, diantara pertanyaan tersebut, yaitu sebagai berikut.

Tentang ALMASIH Nabi ISA A.S.

--Apakah Nabi Isa a.s. telah wafat ataukah masih hidup di langit?
--Apakah Nabi Isa a.s. akan turun lagi ke bumi untuk memerangi Dajal?
--Apabila Nabi Isa a.s. tidak wafat, bagaimanakah keadaannya di langit?
--Apakah yang dia kerjakan selama ribuan tahun tinggal di sana?
--Apakah wajah dia sama dengan yang kita lihat dalam penyaliban?

Tentang Ad-DAJAL

--Apakah Dajal itu berupa binatang atau manusia raksasa yang bermata satu?
--Ataukah Dajal merupakan simbol karakter anti agama?
--Apakah Dajal itu wakil setan di muka bumi?

Menjawab berbagai pertanyaan tersebut, tentu saja tidak mudah. Bahkan, diantara para ahli tafsir dan hukum Islam pun masih berbeda pendapat satu sama lain. Ada yang mengatakan Nabi Isa a.s. akan turun kembali untuk membunuh Dajal, kemudian tinggal di bumi selama waktu tertentu. Ada yang mengatakan Nabi Isa tidak akan turun lagi ke bumi. Juga ada yang mengatakan Dajal itu tidak lain adalah sebuah simbolisasi dari ajaran setan pada saat mendekati akhir zaman, dan sebagainya. Sedangkan dalam kaitan ini akan dibahas beberapa pemikiran kontro­versi sekitar pertanyaan tentang Isa Almasih dan Dajal tersebut dan mencoba melihat kaitannya secara kontekstual.1

A.    Pendapat Pertama: Nabi Isa Telah Wafat  dan Tidak Akan Turun ke Bumi

Pendapat yang mengatakan bahwa Nabi Isa as. telah wafat, me­rujuk pada penafsiran Al-Qur'an, sebagaimana firman-Nya:

"(Ingatlah) tatkala Allah ber firman, 'Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku akan memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang kamu perselisihkan padanya'..." (Ali Imran: 55).

"Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu, 'Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu.' Dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka selama aku berada diantara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkau Maha Menyaksikan segala sesuatu." (al-Maa'idah: 117)

Berkaitan dengan surat al-Maa'idah ayat 117 maka timbul penafsiran kata tawaffaitani-tawafa, yatawaffa, mutawaffi, yang artinya 'memati­kan, mencabut nyawa atau mewafatkan'. Pengertian ini tentu saja berlaku untuk seluruh ayat yang berkaitan dengan kata tawafaa. Sehingga surat Ali Imran ayat 55 di atas harus dipahami secara yakin bahwa Allah telah mewafatkan, mematikan, atau mencabut nyawa Nabi Isa a.s..

Kata tawaffa berasal dari kata kerja wafaya (wau-fa-ya) mempunyai arti: 'melunasi, menyelesaikan, menyempurnakan, wafat' (mati). Akar kata wafat (mati) sangat dekat dengan akar kata wifa' yang artinya, 'penyempurnaan atau pelunasan'. Sehingga dua kata itu merujuk pada sesuatu tugas yang sempurna atau telah selesai, atau seseorang yang telah selesai menjalani hidupnya alias mati. Apabila kata wafaya tersebut ditambah huruf mati ta dan fa, yaitu tawaffaya memberikan arti 'sangat bersungguh-sungguh'. Dan bila kata tawaffa dihubungkan dengan firman Allah surat al-Maa'idah ayat 117, maka memberikan arti yang pasti bahwa, "...Engkau wafatkan (angkat) aku..."

Dengan pembahasan kata tersebut sampailah pada kesimpulan bahwa kata muttawafika dalam surat Ali Imran: 55, berarti Allah sungguh­-sungguh (benarlah) akan mewafatkan engkau (Nabi Isa). Hal ini tidak dapat ditafsirkan lain kecuali Allah akan mewafatkan Nabi Isa.

Apabila kata tersebut ditafsirkan lagi dengan ayat yang lain, maka akan didapat pengertian yang sama pada ayat ayat sebagai berikut: "... sampai mereka menemui ajalnya (yatawaffahunna)...." (an-Nisa': 15)

"Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan (tawaffaahum) malai­kat... " (al-Maa'idah: 97)

"Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa (yatawaffa) orang-orang...." (al-Anfal: 50)

Masih banyak lagi kata atau ungkapan tawaffa dalam surat-surat pada Al-Qur'an yang keseluruhannya memberikan arti 'mewafatkan , mencabut nyawa', dan sebagainya. 2

Apabila seluruh kata tawaffa dalam ayat-ayat yang disebutkan tersebut menunjukkan arti "mewafatkan dan mematikan", lantas atas dasar apa meragukan bahwa Nabi Isa telah diwafatkan (mati). Oleh karena itu, tidak dapat ditafsirkan lain bahwa Nabi Isa tidur, Nabi Isa istirahat, dan sebagainya.

l. Kata Rafi'a

Kata raafi'uka (mengangkatmu) sebagaimana terdapat dalam Ali Imran: 55, tidak dapat ditafsirkan sebagai mengangkat Nabi Isa ke langit, karena tidak didukung oleh ayat lain yang memperkuat argumentasi bahwa kata raafi'uka menisbatkan kepada naiknya Nabi Isa ke langit dan kemudian hidup, tidur, atau istirahat di sana.

Kata rafi'u adalah isim fa'il atau pelaku yang berasal dari kata kerja rafa'a (telah mengangkat) dan bentuk rafa'a dengan segala bentukannya yang disebutkan di dalam Al-Qur'an menunjukkan pada sebuah makna 'meningkatkan derajat, mengungguli, dan mengatasi', sebagaimana di sebut di dalam Al-Qur'an sebagai berikut:

". . . dan sebagiannya Allah meninggikan beberapa derajat.... (wa rafa'a ba'dhuhum darajatin)." (al-Baqarah: 253 ).

"... dan mengangkat sebagian kamu di atas sebagian yang lain (wa rafa'a ba'dhukum fawqa ba'dhin)." (al-An'am: 165).

Selanjutnya kata-kata rafa'a yang berarti 'mengangkat derajat'­sebagaimana terdapat di dalam Al-Qur'an-terdapat pula pada surat surat "wa rafa'na" (az-Zukhruf: 32); "wa rafa'na" (Alam Nasyrah: 4); "yarfa'u" (al-Mujadilah: 11); dan "narfa'u" (Yusuf: 76).

Dari uraian tadi dapat disimpulkan, sebagai berikut:

a. Nabi Isa a.s. telah diwafatkan oleh Allah SWT sesuai dengan Sunnatullah yang tidak mungkin akan berubah selama-lamanya (al-Ahzab:62). Nabi Isa telah wafat dan diangkat derajatnya oleh Allah. Dan tentang wafatnya Nabi Isa, sesuai pula dengan Sunatullah bahwa segala benda yang bernyawa pasti akan menemui kematian.

b. Al Qur'an tidak pernah menyebutkan secara jelas dan muhkamat3 maupun mutasyabihat, 4 apakah Nabi Isa masih hidup dan apakah sampai saat ini masih berada di langit? Lalu apakah setelah itu, ia akan turun kembali ke bumi untuk membasmi Dajal. Padahal, tidak ada satu kata pun di dalam Al-Qur'an yang menyebut nama Dajal. Dengan demikian, hal ini memperkuat argumentasi bahwa Nabi Isa          telah wafat, dan tidak akan turun ke bumi dan tidak akan membunuh Dajal.

c. Kiamat akan segera tiba setelah turunnya Nabi Isa yang akan mem           berantas Dajal, kemudian mempersatukan umat manusia serta menjadikan semuanya beragama Islam dan menjadi imam shalat, tentunya berita ini merupakan berita besar yang mustahil luput dari uraian Al-Qur'an.

d. Mengingat turunnya Nabi Isa dan datangnya Dajal tidak disebutkan di dalam Al-Qur'an, maka tidak menyebabkan berdosa apabila kita           tidak mengimaninya. Lagi pula, rukun Iman yang telah diakui seluruh ulama sejak dahulu tidak mencantumkan hal ini.

2. Hadits-Hadits tentang Nabi Isa a.s. dan Dajal

Argumentasi yang berdasarkan pada Al-Qur'an mengatakan bahwa Nabi Isa telah wafat dan tidak akan turun lagi ke bumi untuk mem­berantas Dajal. Tentu hal itu tidak berdasarkan dalil hadits, walupun hadits tersebut diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, dan yang lainnya.

Bagi mereka yang menyangkal hadits tersebut didasarkan bahwa berita-berita yang diriwayatkannya bertentangan satu sama lain, karena mereka mendasari itu terhadap alasan-alasan berikut:

a. Dalam hadits yang diriwayatkan Muslim dari Abdullah bin Amru bin Ash disebutkan, "...kemudian Isa Almasih itu, menetap bersama manusia tujuh tahun lamanya…"       

b. Dalam hadits yang diriwayatkan Muslim, Abu Daud, al-Hakim, dan Ahmad bin Hanbal dari Abu Hurairah r a. menyebutkan, "…Isa menetap di bumi empat puluh tahun lamanya, kemudian ia pun wafat, maka kaum muslimin menyembahyangkannya ..."        

c. Menurut Joesoef Souyb salah satu hadits yang meriwayatkan kedatangan Dajal diterima melalui Ka'ab al-Ahbar5 yang mengatakan, "Aku akan mengirimmu kelak menghadapi Dajal si Juling, dan engkau akan membunuhnya, lalu hidup di bumi sehabis itu selama dua puluh empat tahun dan Aku akan mematikanmu, seperti halnya                    orang yang hidup."

Penulisan hadits dengan isi pernyataan yang berbeda satu sama lainnya dan diceritakan melalui satu orang saja (hadits ahad) menyebab­kan kedudukan hadits tersebut tidak termasuk mutawatir (hadits yang diriwayatkan oleh beberapa perawi). Di samping itu, sangat besar ke­mungkinannya adanya kesengajaan penyusupan dongeng atau kisah­kisah, seperti dituliskan dalam kitab Injil Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru (Wahyu 19: 11-21, Wahyu 20: 4-6).

Perlu diingat bahwa dalam teologi dan liturgi (ketuhanan dan tata cara agama) Yahudi dan Nasrani sangat kental akan kepercayaan Mesiah dan Adventisme (harapan atau keyakinan akan turunnya Yesus ke bumi) ­untuk membasmi segala roh jahat dan mengajak umat manusia hanya percaya kepada Kristus. 6

B. Pendapat Kedua: Nabi ISA a.s. Akan Turun ke Bumi

Pendapat yang meyakini bahwa Nabi Isa akan turun ke bumi, hal ini didasarkan pada argumentasi serta penafsirannya yang mendalam atas ayat dan hadits yang ada.

Bahwa yang dimaksudkan dengan mutawaffiika (mewafatkanmu) ­sebagaimana termaktub dalam surat Ali Imran ayat 55, tidak harus di­ terjemahkan secara tersurat, tetapi sebaiknya dilihat juga secara menye­luruh; mengingat ada kaitannya dengan kata rafi'uka (mengangkat). Sehingga kata "wafat" tidak selamanya diterjemahkan dengan mati, melainkan dapat pula diberikan makna 'tidur atau diangkat' atau di­sempurnakan.

Dengan merujuk Tafsyir al-Kasyaf  jilid I halaman 432 bahwa kata Inni mutawaffiika dapat diberi arti 'Aku menyempurnakan ajalmu', artinya Allah telah melindungi dan menyempurnakan Isa as. dari kaum kafir (kuffar) yang akan membunuhnya. Sedangkan kata "wa rafi'uka ilayya" bermakna 'mengangkatmu ke langit-Ku'. Dan kata "wa muthah­hiruka minal-ladzina kafaru" bermakna 'Aku membersihkanmu, me­meliharamu, atau melindungimu dari kejahatan kaum kaum kafir'. Hal ini dikaitkan pula dengan surat az-Zumar: 42 yang mempunyai makna 'mengangkatmu dalam keadaan tidur hingga engkau tidak dihinggapi khawatir dan engkau berada di langit'.

Kesimpulan pendapat kedua ini dapat dirangkum sebagai berikut:

1. Nabi Isa a.s diangkat ke langit dan benar benar akan turun ke bumi untuk menyelamatkan umat manusia dari kejahatan Dajal.

2. Penafsiran surat Ali Imran ayat 55, "inni mutawaffiika" harus ditafsirkan: 'menidurkan atau menyelamatkan'. Dengan penafsiran tersebut, maka Nabi Isa a.s. dalam keadaan masih hidup (sedang tidur) ketika diangkat ke langit untuk melanjutkan misi Nabi Muhammad saw dan menjadikan umat manusia memeluk agama Islam di mana Nabi Isa a.s. akan memimpin shalat atau sebagai imamnya.

Dari perbedaan pendapat pro dan kontra tentang turunnya atau tidaknya Nabi Isa a.s. ke bumi, justru salah satu yang tidak dipersoalkan adalah akan datang atau munculnya al-Masih ad-Dajal itu sendiri. Dan dalam pembahasan ini --pro dan kontra tentang turun atau tidaknya Almasih Isa a.s. ke bumi-- polemik tersebut tidak akan dijadikan pem­bahasan, tetapi penulis mencoba melihat penafsiran "dua term" aktual, yaitu al-Masih dan ad-Dajal7 dengan merujuk kedua pendapat tadi dikaitkan dengan gerakan zionisme dengan seluruh konspirasinya yang ada.

l. al-Masih dan ad-Dajal

Salah satu doa yang dibaca di kalangan umat Islam adalah me­mohon perlindungan Allah SWT dari fitnah Dajal. Sedangkan yang dimaksud dengan kata al-Masih, yaitu 'orang yang kepalanya diusap atau yang telah diberi berkah, direstui, dan disucikan', sebagaimana di­sebutkan dalam Al-Qur'an:

Sesungguhnya Almasih, Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang telah disampaikan-­Nya kepada Maryam..." (an-Nisa': 171).

Nabi Isa yang diberi gelar Almasih tidak lain adalah utusan Allah, sebagaimana juga misi para nabi dan rasul lainnya. Akan tetapi, di kalangan umat Kristen sering diartikan bahwa Almasih berarti "juru selamat" atau Mesiah, di samping juga dianggapnya sebagai Tuhan karena keajaiban kelahirannya --padahal bagi Allah penciptaan itu adalah kekuasaannya, sebagaimana Allah SWT menciptakan Adam, cukuplah Dia berkata, "...kun fayakun, jadilah (seorang manusia) ." (Ali Imran: 59).

Berkaitan dengan penjelasan tadi, penyebutan Nabi Isa dengan Almasih mempunyai arti, "nabi yang diberkati atau yang telah diusap kepalanya sebagaimana kebiasaan penasbihan atau penyucian dalam upacara kaum Bani Israel pada waktu itu. Dia adalah utusan Allah. Dan ia bukan Tuhan, sebagaimana diyakini para Ahli Kitab.

2. Dajal dan Ahli Kitab

Dajal berasal dari kata dajala yang artinya 'tertutup oleh sesuatu, pembohong, penipu'. Sehingga kata dajala tersebut dapat ditafsirkan ke dalam beberapa pengertian tentang sifat manusia, sebagai berikut:

a. Orang yang tertutup mata hatinya dari kebenaran. Atau mereka yang berupaya untuk menghilangkan kebenaran dan menguasai orang lain dengan kepalsuan yang ditawarkan dengan penuh tipu muslihat dan kebohongan.

b. Apabila "Dajal" ditafsirkan sebagai manusia atau bangsa yang bertujuan ingin menghapuskan kebenaran dan menawarkan konsep-­konsep pemikirannya yang penuh kepalsuan, maka siapa lagi yang paling pantas untuk menyandangnya, kecuali Ahli Kitab yang telah menyisipkan berbagai ajaran palsu yang diakuinya sebagai firman Tuhan. Padahal, itu hanyalah sebuah angan-angan belaka, hal ini sebagaimana firman-Nya:

"... dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab: Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu...." (an-Nisa': 123).

Al-Qur'an telah melakukan penilaian sangat tepat dan akurat terhadap sifat-sifat sebagian dari Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani). Sebagian dari mereka terus berusaha dari waktu ke waktu untuk mengajak orang-­orang yang beriman agar menjadi kafir. Hal ini sebagaimana firman-Nya:

"Segolongan dari Ahli Kitab ingin menyesatkan kamu; padahal mereka (sebenarnya) tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri...." (Ali Imran: 69).

Mereka mencoba memalsukan berbagai keterangan, membuat dongeng, dan khayalan sehingga mengguncangkan hati manusia. Se­akan-akan, dongeng itu datangnya dari Tuhan, padahal benar-benar hanyalah sebuah karangan, sesuai dengan tradisi kaum Yahudi yang sangat gemar membuat dongeng dan nyanyian sebagai akibat ter­belenggu oleh kekuasaan Roma yang beragama Pagan (musyrik, sinkre­tisme, dan pantheisme). Mereka pun masih terobsesi oleh keyakinan sebagai "bangsa pilihan" yang harus menguasai dunia dan membangun kembali menara Babil serta The Temple of Solomon (kejayaan Sulaiman).

Al-Qur'an mengungkapkan sifat para Ahli Kitab Yahudi tersebut sebagaimana firman-Nya:

"Sesungguhnya diantara mereka itu ada satu golongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Alkitab supaya kamu mengira itu sebagian dari Alkitab, padahal ia bukan dari Alkitab dan mereka mengatakan, 'Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah', padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah, sedang mereka menge­tahui." (Ali Imran: 78).

Penyisipan serta berbagai kontradiksi mewarnai Injil Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, sehingga Al-Qur'an memberikan koreksi terhadap kaum Yahudi agar mereka kembali kepada ajaran Taurat dan Injil, yang sebenarnya telah dirangkum dalam Al-Qur'an.

Sebagaimana kita ketahui bahwa obsesi kaum Yahudi untuk me­nguasai empat penjuru bumi: utara, selatan, timur, dan barat (lambang angka 13 = 1+3 = 4) dan merindukan "tanah yang dijanjikan" (Ezrat Yisrail atau zion) telah berlangsung ratusan tahun dan direncanakan dengan rapi melalui berbagai gerakan dan ideologi, seperti Iluminasi dan freemason. Mereka merasa bahwa dengan rencana-rencananya tersebut akan diperoleh keuntungan atau hasil yang besar. Dalam hal ini, Allah SWT mengecam perbuatan mereka:

"Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Alkitab dengan tangan mereka sendiri; lalu mengatakannya: 'Ini dari Allah' (dengan maksud), untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu…" (al-Baqarah: 79)

Gerakan konspirasi rahasia zionis, yaitu Iluminasi dan freemason mencoba membuat tafsiran-tafsiran rasional dan kontroversial untuk melemahkan orang-orang yang beriman. Upaya kaum Iluminasi dan freemason untuk mengubah Alkitab dan membuat penafsiran yang bersifat mistik telah disinyalir dalam Al-Qur'an sebagaimana firman-Nya:

"Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-­tempatnya..." (an-Nisa': 46).

Semua ambisi kaum zionis tersebut, tidak lain mereka lakukan untuk menguasai dunia, yaitu untuk membentuk "satu dunia baru" (novus ordo seclorum): satu dunia, satu pemerintahan, satu agama, satu kewarganegaraan. Hal itu dimaksudkan untuk mewujudkan dan men­jadikan umat manusia agar mengingkari Allah dan Rasul-Nya, sebagai­mana firman Allah:

"Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat me­ngembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman...." (al-­Baqarah: 109).

Pada zaman dahulu, para pengikut Dajal mengubah dan menempatkan kalimat-kalimat palsu dalam Alkitab, yaitu berupa dongeng dan pemujaan terhadap dewa atau Tuhan palsu. Pada zaman modern ini, dongeng mereka tentu saja disesuaikan dengan cara berpikir dan kondisi yang ada. Dengan segala caranya, mereka mengepung umat manusia dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk membentuk opini serta image simpatik kepada gerakan yang mereka kampanyekan, sehingga lambat-laun umat manusia terperangkap ke dalam strategi kaum zionis yang ingin menguasainya. Itulah sebabnya, mereka tidak pernah akan senang bila umat Islam bersatu atau berjaya.

Mereka bersatu-padu dengan kroni-kroninya, kaum kafir dan musyrik untuk menghancurkan ajaran Islam dan umatnya dari muka bumi:

"Orang-orang kafir dari Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tiada menginginkan diturunkannya sesuatu kebaikan kepadamu dari Tuhan­mu..." (al-Baqarah: 105).

Firman Allah pasti benar dan tidak mungkin digugat atau ditafsirkan lain, kecuali berpihak kepada kebenaran. Demikian pula, posisi umat Islam dalam menghadapi "perang global" yang didukung oleh orang-­orang Yahudi dan kaum kafir, maka itu harus dilawan dengan tindakan yang bersifat simultan dan total, sebagaimana firman-Nya:

"Hai orang-orang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu." (al-Baqarah: 208).

Kaum zionis yang menghalalkan dan membiayai usahanya dengan segala cara, benar- benar telah buta mata hatinya walaupun akal pikiran­nya sangat cerdas sekalipun. Mata hati untuk mengenal Allah dan Rasul-­Nya sebagai kebenaran telah tertutup (dajala) dan begitu pula dengan akalnya. Dan pikirannya pun telah dikuasai hawa nafsu setan. Bahkan, saat ini begitu semarak penyembahan terhadap setan yang diyakininya akan menyelamatkan umat manusia.

Hal ini dikarenakan ajaran palsu yang mereka sisipkan dalam Alkitab bahwa setan dan para pengiringnya adalah "malaikat yang diutus" (the fallen angels) yang akan menguasai dan menjelajahi bumi. Kemudian mereka menampakkan wujudnya dalam bentuk binatang, naga, ular; bahkan wujud manusia bermata satu yang dikeningnya bertuliskan "666", yang kemudian akan dibunuh oleh Yesus setelah turun dari langit. Lalu ia tinggal di bumi untuk membangun "kerajaan tuhan" selama seribu tahun, sebelum datangnya hari kiamat yang diawali dengan pertempuran dahsyat antara Yesus dengan Dajal tersebut (The Armageddon).

Apabila kita melihat kisah-kisah dongeng, sebagaimana dikisahkan dalam Injil Perjanjian Baru Wahyu 12 sampai 13. Sesungguhnya, hal itu ada semacam kemiripan, yang diduga adanya penyisipan hadits yang dimasukkan oleh Ka'ab al-Ahbar (mantan rabbi Yahudi yang kemudian memeluk Islam) yang kemudian membuat guncang hati manusia, kecuali orang-orang yang beriman. Padahal, upaya mereka tersebut hanyalah sebuah tipuan dan upaya untuk men­campur-adukkan kebenaran dengan kebatilan sebagaimana firman Allah:

"Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur-adukkan yang hak dengan yang batil dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu menge­tahui?" (Ali Imran: 71)

3. Dajal Gerakan Kafirisasi Matrialistik

Dengan pemahaman tersebut, kita harus melihat Dajal dalam bentuk tafsiran yang aktual, yaitu sebagai satu ajaran yang palsu, gerakan rnanipulasi internasional untuk menghancurkan segala agama, agar orang yang beriman terperangkap dalam jaringan konspirasi zionisme yang bersifat menyeluruh dan menyentuh seluruh kehidupan manusia.

Konspirasi Dajal yang bersifat matrialistik sekuler, pada hakikatnya telah berlangsung sejak lama. Dendam sejarah kaum Yahudi yang selalu menjadi "bulan-bulanan" bangsa-bangsa yang menjajahnya sampai pada saat diaspora (terpencar-pecah di beberapa negara), menyebabkan mereka tidak henti-hentinya mencari jalan untuk membalas kekalahannya tersebut untuk kembali bersatu.

Ajaran filsafat pada abad pertama telah merasuki pola filsafat Yunani-Romawi dengan ajaran epikurisme (ajaran yang semata-mata bersifat hedonisme), yaitu mengejar kenikmatan dunia semata-mata. Mereka ingin mereguk kenikmatan dunia, karena bagi aliran ini, surga hanya ada di dunia belaka. Motto mereka, "nikmatilah hidup setiap hari" (carpe diem); "pakailah mahkota bunga mawar, sebab besok kita akan mati!" (coromemus nos yosis, cras enim moriemur).

Sementara, Prof J.S. Malan mendukung teori "reformasi dunia baru" yang diajarkan zionis Dajal dengan cara membangun hanya "satu pemerintahan dunia" (new world government), yaitu pemerintahan dunia yang semakin transparan dan tanpa batas. Dan hanya dengan cara seperti inilah, dogma-dogma agama yang dianggapnya sebagai racun dan pemacu konffik, bahkan perang, akan menemui "ajalnya".

Filsafat dan cara berpikir seperti ini telah merasuki zaman modern yang serba mudah dan berlimpahan tawaran kenikmatan dunia, sehingga memalingkan hati umat manusia dari hidupnya yang hakiki. Sehubungan dengan hal tersebut, kiranya kita harus menafsirkan Dajal tidak dalam bentuk fisik: bermata juling, sakti mandraguna, bisa melompati bumi dalam sekejap, dan sebagainya. Kita harus menafsirkannya dalam bentuk pesan-pesan aktual, di mana Dajal tidak lain adalah sebuah gerakan ideologi untuk mengkafirkan kaum beragama, cara berpikir, atau ajaran yang akan menyimpangkan perhatian orang-orang yang beriman kepada penyembahan materi yang dikampanyekan kaum zionis melalui orga­nisasi rahasia mereka yaitu Iluminasi dan freemason. Hal ini sebagaimana firman Allah:

"Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka; Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami." (an-Naml: 82).

Penafsiran terhadap ayat tersebut (an-Naml: 82) pada kata "apabila perkataan telah jatuh", dimaksudkan sebagai saat tertentu ketika datangnya ketetapan Allah untuk mengubah seluruh tatanan nilai yang telah rusak akibat keingkaran manusia terhadap ayat-ayat Allah. Sedangkan dabbah --dengan segala bentukannya disebutkan di dalam Al-Qur'an se­banyak empat belas kali-- diterjemahkan sebagai 'binatang melata' dan ditafsirkan pula sebagai kata simbolis yang menggambarkan keadaan manusia yang sudah memiliki sifat-sifat binatang. Sifat yang tidak lagi mempertimbangkan potensi hati, melainkan hanya mengabdikan dirinya kepada gelegak potensi hawa nafsu yang lebih hina dari binatang.

Abdulah Yusuf Ali dalam tafsirnya The Holy Qur'an mengatakan, "Dalam bahasa simbolis, ia (dabbah) memperlihatkan sifat matrialisme­nya yang murni."

Selanjutnya, ia menafsirkan surat an-Naml:82 pada kata taklimuhu yang dibaca sebagai kebalikan dari tukallimuhum, akan memberikan arti binatang itu akan mencederai mereka, atau secara simbolik memberikan arfi bahwa matrialisme itu akan mendatangkan kesengsaraan sebagai balasan (nemesis) bagi dirinya sendiri. Untuk memahami secara lebih mendalam tentang apa yang dimaksudkan dengan binatang melata tersebut, Allah berfirman:

"Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi (daabbatin) dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam Al-Kitab sedikit pun, kemudian kepada Tuhannya mereka dikumpulkan." (al-An'am: 38).

Dari penafsirari tersebut, binatang melata itu dapat berupa manusia (umat-umat seperti kamu) dengan segala pemikirannya yang menyim­pang dan mempunyai ambisi yang sangat kuat untuk menguasai dunia.

Binatang melata dapat pula disimbolkan sebagai satu paham baru yang ingin menghapuskan dogma-dogma agama. Membebaskan ma­nusia dari belenggu Kerajaan Roma Katolik serta agama lain (termasuk Islam) untuk diganti dengan ideologi atau paham universalisme, unita­rianisme, sesuai dengan cita-cita Adam Weishaupt di dalam bukunya novus ordo seclorum. Sebagai kelanjutan dari agama Pagan yang diagungkan oleh Kaisar Konstantin, yaitu the sun worship atau sol invictus. Dalam semangat penyembahan "dewa matahari" tersebut terkandung semangat universalisme, sinkretisasi, atau penyatuan seluruh agama di dalam naungan sol invictus tersebut.

Paham matrialisme tidak lain adalah pembebasan umat manusia dari agama-agama. Bukan hanya sekadar paham sekuler (seculum artinya kekinian, hidup hari ini, atau memisah­kan agama dengan negara) tetapi benar-benar membebaskan manusia dari agama yang mereka anggap sebagai racun. Bagi aliran matrialisme ini, agama-agama di muka bumi hanyalah bentuk lain untuk menciptakan konflik dan pertentangan. Untuk itu, mereka harus menciptakari cara berpikir yang baru dengan bersandarkan kepada rasionalisme matria­listik yang bersifat mendunia. Menciptakan agarna baru (quasi religion) sebagai pengganti agama konvensional.

Dabbah atau binatang melata dapat pula ditafsirkan sebagai manusia atau bangsa yang membawa ajaran matrialisme yang antiagama. Ia adalah sosok manusia yang berjiwa binatang yang telah buta mata hatinya, bahkan lebih hina, lebih sesat, dan lebih kejam dari binatang. Hal ini sebagaimana firman Allah:

"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam ke­banyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak mau dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar. Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (al-Araf: 179).

Dajal tidak lain adalah ajaran sesat yang mempunyai dampak global. Ajaran sesat yang didukung oleh kekuatan intelektual dan sarana yang supramodern. Dajal menjadi satu entitas (satuan yang berwujud) bangsa yang disimbolkan hanya punya satu mata yaitu "matrialisme radikal". Struktur tubuhnya yang gagah dan intelektualnya yang tinggi, mereka tidak manfaatkan untuk mengenal Allah. Sebaliknya, mereka menunjukkan sikapnya yang sombong dengan cara membuat dan merekayasa dogma agama baru.

Sebagaimana disebutkan oleh Al-Qur'an bahwa mata, telinga, dan hatinya telah tidak berfungsi untuk mengenal cahaya Ilahi. Maka jelaslah bahwa Dajal bukan binatang dalam bentuk naga berkepala sepuluh atau ular atau bentuk binatang (the Beast) sebagaimana di­dongengkan oleh Injil Perjanjian Baru (Wahyu 10-20), melainkan manusia yang mempunyai ajaran yang sesat. Dan nilai mereka, sama dengan binatang melata yang seakan-akan muncul di permukaan bumi dengan ajaran-ajaran sesatnya yang memikat hati orang-orang yang ingkar.

Gerakan Dajal yang dikembangkan sebagai agama dan ritual free­mason telah diketahui oleh Kerajaan Roma Katolik, karena mereka sadar bahwa gerakan ini menyerang eksistensi gereja dengan menamakan dirinya anti-Kristus. Itulah sebabnya, Kerajaan Gereja Roma Katolik telah mengeluarkan pengucilan (excommunication) bagi mereka yang menjadi anggota freemason --those who lend their names to a amsonic sect or other association of the same kind who plot against the church incur the penalty of excommunication resting simply in the Apostolic See (Canon 2335 of the Code of Cannon Law, promulgated, 27 May 1917).

4. Aliran Mistik Setanisme

Dajal dalam bentuk pemujaan terhadap materi dipresentasikan oleh dunia Barat dalam bentuk pemikiran rasional dan menjadikan para peng­ikutnya untuk berpikir bebas (freethinker). Mereka meyakini bahwa kehidupan hanyalah ada di dunia. Oleh karena itu, segala macam dogma agama harus disingkirkan, sebab itu memenjarakan manusia: kebebasan, hawa nafsu, seks, dan segala keinginan manusia yang harus dinikmati, selama tidak mengganggu orang lain. Itulah sebabnya, ajaran setan ini mengakomodasi para lesbian, homoseksual, dan kebebasan seks.

Gambar 6: Thelema

Gerakan setanisme yang dipresentasikan secara rasional dan diberikan dasar-dasar falsafahnya, sesuai dengan tuntutan dunia modern yang rasionalis-matrialistis, pertama kali dipelopori Aleister Crowley seorang sastrawan, pendaki gunung dan juga anggota dari aliran ke­percayaan Hermetic Order di Inggris telah memperkenalkan ajaran mistik Thelema (dari bahasa Yunani Thel-ay-mah) yang artinya 'keinginan atau kecenderungan'. Ajaran Thelema merupakan adopsi dari mistik kuno di Mesir yang mendewakan Isis dan Osiris, serta memuja angka keramat "tujuh", dikarenakan alam semesta berdiri di atas angka tujuh tersebut. Ajarannya menekankan kebebasan manusia sebagai bintang-­bintang di muka bumi yang mempunyai kebebasan untuk mewujudkan apa saja yang diinginkan oleh manusia. Itulah sebabnya, kesaksian para aliran Thelema adalah "lakukan segalanya sekehendakmu dengan hukummu." sebagaimana diuraikan dalam buku karangannya Liber Legis (Kitab Hukum).

Kebebasan manusia didasarkan pada cinta sebagai hukum utamanya, tetapi cinta itu pun harus tetap berada dalam kendali­nya. Pengembaraan Crowley ke Mesir dan dunia Timur telah memberi­kan ilham dan pemerkayaan pengetahuannya dalam mengarungi ke­gilaannya kepada dunia mistik, sehingga ajaran Thelema merupakan sinkretisasi dari ajaran sesat dengan menggabungkan sesembahan yang ada di India, Mesir, dan daratan Eropa. Di dalam inti ajaran Thelema disebutkan beberapa "guru" yang disebut Avatar, Ahman, Baphomet yang dituangkannya dalam motto: sigillum sanctum fraternitum yang menghiasi cakra tujuh segi sebagai lambang kebebasan universal (universalist liberalist).

Gambar 7: Sanctum

Ajaran mistik Crowley, Thelema, semakin berkembang dan meng­ilhami pemikiran matrialis-rasional para pemikir Amerika. Misalnya, ajaran tentang unitarian universalist, sebuah ajaran yang mengajak umat manusia untuk bersatu-padu dalam ikatan kemanusiaan, persaudaraan, kesatuan, dan kasih sayang. Yang tidak lain adalah ajaran yang telah dikumandangkan atau dipengaruhi oleh para pemikir bebas dan ateis freemason melalui "penyembahan setan" (satanic worship) yang di­kembangkan sebagai satu agama yang disebutnya sebagai satanic church oleh Anton Szandor La Vey pada tahun 1966.

Sebagaimana Adam Weishaupt pendiri Iluminasi dan tokoh freemason, La Vey juga adalah seorang aktivis gereja yang menyempal karena merasa kecewa dengan sistem gereja yang dianggapnya penuh dengan kemunafikan. Untuk menumbuhkan kredo atau keyakinan pengikutnya, La Vey mengarang beberapa buku petunjuk antara lain The Satanic Bible dan The Satanic Ritual pada tahun 1969. Lalu pada tahun 1972, dia membuat buku The Complete Wick dan The Devil Notebook yang sangat laris.

Gambar 8: Crowley

Mereka sangat membanggakan nilai kemanusiaan, persamaan hak, dan kebebasan (humanity, equality, dan freedom). Manusia dilahirkan sama dan harus mempunyai kebebasan yang sama. Seseorang melebihi yang lain, berarti melawan fitrah karena kelebihan seseorang dari yang lain, berarti telah merampas sebagian dari kebebasan manusia yang lain. La Vey menetapkan tiga ajaran pokok setanisme, yaitu memuaskan rasa ingin tahu intelektual, tindakan kebebasan individu, dan memanjakan diri (intellectual curiousity, personal liberty of action, dan physical indulgence).

Hal ini mendekati definisi yang dibuat oleh The American Humanist Association (Asosiasi Humanis Amerika) bahwa humanisme adalah falsafah dari berpikir yang didasarkan pada ilmu pengetahuan, diilhami dengan seni, didorong oleh kasih sayang. Humanisme membela dan sekaligus mengembangkan partisipasi manusia dalam proses demokrasi yang mengembangkan keterbukaan dan membela keadilan sosial.

Ajaran setan ini bukan lagi sebagai khayalan, tetapi benar-benar ada. Bahkan, ia telah berkembang cepat --telah dilegalkan-- dan merambah ke kota-kota besar di seluruh dunia. Mereka ingin menjadikan ajaran ini sebagai agama alternatif; secara terselubung profesional dan dengan dukungan dana yang berlimpah. Mereka terus memasuki berbagai bidang kehidupan manusia. Memasuki institusi dan dengan sangat pan­dai membelokkan moral dan dogma, sesuai dengan keinginan mereka.

Setanisme ajarannya menekankan pada rasionalisme bahwa dalam kehidupan nyata, sebuah sistem harus didasarkan pada rasio diri sendiri, memanjakan diri, dan membangun keterasingan.

Berpikir bebas atas dasar asumsi bahwa manusia belum bebas, selama masih dipenjarakan oleh dogma-dogma agama, khususnya agama Kristen --sebab itulah mereka menyebut dirinya sebagai anti-Kristus. Manusia belum bebas selama masih terkotak-kotak dalam agama yang menjadi pemacu konflik. Sebab itu, manusia harus menyambut baik ajaran setan bersama para pengiringnya (the fallen angels), yang justru ingin menempatkan manusia sebagai raja di muka bumi.

Mereka sangat yakin bahwa setanisme merupakan agama yang memperkenalkan kebenaran sejati dan lebih tua dari ajaran Kristen itu sendiri. Inti ajarannya adalah merangkum segala pemikiran yang bebas dari dogma agama. Walaupun ajaran mereka sendiri penuh dengan dogma dan kontradiksi satu sama lainnya. Akan tetapi, ajarannya tetap merupakan ancaman dan tantangan bagi para juru dakwah agama bahwa ajaran setan dengan segala derivasinya telah merambah dunia dan memperkenalkan berbagai ajaran yang mereka ajarkan dengan rasional, lebih tepat bahwa ajaran mistik sinkretisme yang dicarinya adalah rasionalisasinya.

Cita-cita ajaran setan ini menjadikan dunia menjadi satu, dengan asumsi bahwa seluruh umat manusia harus dibebaskan dari dogma agama. Mereka harus patuh pada satu pemerintahan dan satu kekuatan, yaitu Baphomet sebagai "bapak" dari segala setan termasuk binatang the Beast 666.

Gerakan mistik dan okultis sebagai bagian dari jaringan konspirasi kaum ateis, pemikir bebas, dan leftist yang sangat membenci agama samawi, semakin berkembang dari waktu ke waktu, bahkan mampu mengorganisasikan dirinya dengan sangat profesional untuk menyimpang­kan, atau jelasnya mengkafirkan orang-orang yang beriman.

Berbagai okultis-mistik secara sengaja diarahkan kepada kaum muda, misalnya Children of God, Worldwide Church of Satanic Libe­ration, The Satanic Orthodox Church, Temple of Set, dan sebagainya.

Peringatan Al-Qur'an tentang akan datangnya Dabbah sudah terbukti. Binatang melata yang dimaksudkan Al-Qur'an tidak lain adalah ajaran setan yang "dikemas" dengan sangat modern, ditawarkan dengan "bungkus" rasionalisme, humanisme, dan demokrasi. Hal itu pada dasarnya adalah cara kaum zionis yang ingin melumpuhkan seluruh umat manusia agar terlena dengan godaan materi yang mereka tawarkan tersebut. Lalu pada akhirnya, mereka akan menguasai dunia dengan ajaran-ajararmya tersebut.

Pemikir atau filosof tingkat dunia antara lain Friedrich W Nietzsche, Isaac Newton, Karl Marx, Thomas Jefferson adalah beberapa contoh tokoh yang merupakan mata rantai dari kelangsungan dan penyem­purnaan akan datangnya Dajal dalam bentuk pemikiran bebas dan berorientasi hanya pada materi.

Ajaran setan yang telah memutarbalikkan penafsiran Alkitab telah menjadi pembangkang paling gigih menentang gereja Katolik dan Kristen pada umumnya. Mereka meyakini bahwa binatang dengan bilangan 666 --sebagaimana dimuat di dalam Kitab Wahyu 13: 18-- ­merupakan berkah bagi umat manusia, karena "binatang 666" itu adalah anak dari Baphomet, kosmik Kristus yang akan turun ke bumi dan tinggal selama tiga setengah tahun untuk mengantarkan umat manusia ke dunia baru.

5. Ramalan terhadap Angka-Angka

Aliran setan yang merupakan aliran sesat itu meramalkan bahwa tahun 1999 adalah tahun berakhirnya segala tirani. Tahun 1999 adalah simbol dari the Beast 666 sebagaimana mereka tafsirkan bila 1999 dibalik, menjadi 666 1, artinya sebuah informasi bahwa tahun 1999 adalah tahun kedatangan the Beast 666 yang dibimbing oleh Baphomet Pada tahun 2000 atau millennium baru, gerakan zionisme yang selama ini lebih mirip gerakan bawah tanah (dabbatam minal-ardhi; surat an-Naml: 82) harus tampil menunjukkan koperkasaannya menguasai seluruh pranata kehidupan.

Mereka meramalkan kesaktian angka "3, 6, 9, dan 1" sebagai angka
penghancuran umat beragama, khususnya umat Islam. Contohnya sebagai berikut:

a. Tahun 1999 adalah tahun kemunculan dari Lucifer sebagai "tuhan cahaya" (the God of light) yang merujuk pada planet Venus dan Bintang Pagi yang terang-benderang, dalam bahasa Yahudi disebut Heyley. Tahun 1999 adalah simbol waktu berakhirnya segala penentang zionisme dan berjayanya kekuatan anti-Kristus atau antiagama, sebagaimana disebutkan dalam buku Moral and Dogma karangan Alber Pike.

b. 6699 berarti pada tanggal 6 bulan 6 tahun 99 akan terdapat benturan planet dan mempengaruhi perilaku manusia, semakin beringas bagaikan the Beast (binatang) dan keberingasan tersebut dapat pula terjadi pada bulan 3 atau bulan 9 tahun 99.

c. 9999 berarti pada tanggal 9 bulan 9 tahun 99 akan terjadi puncak kerusakan di bagian timur dunia dan akan segera padam pada akhir tahun 1999 untuk memberikan jalan bagi cahaya Lucifer serta the Beast 666 menjadi raja dunia.

d. Menurut ramalan mereka setiap manusia yang tinggal di belahan timur dunia yang berada di atas pada garis lintang khatulistiwa harus berpihak kepada Lucifer, karena setan akan menyerbu dari dalam tanah pada angka 1-3-6-9, misalnya kegelapan yang akan melanda pada tanggal dan bulan, antara lain: 19 Januari, 6 Juni, 9 September dan tanggal 13 atau 31 Desember 1999.

Menurut ramalan mereka, setelah the Beast 666 menyelesaikan tugasnya, maka Baphomet akan melaksanakan tugasnya sampai akhir tahun 2003. Sejak itu, seluruh umat manusia telah berada dalam satu pengawasan dari tuhan Lucifer (the eye of Lucifer) sebagaimana dilambang­kan dalam uang satu dolar Amerika. Hal itu begitu diyakini oleh para anggota freemason dan ajaran "penyembah setan" (satanic worship) sebagaiana tertulis di dalam peraturan para anti-Kristus (OAI: Ordo Antichrist Illuminati) yang mengatakan:

"Sekarang, aku datang di bumi dengan semangat 'bapak' (tuhan), the Beast 666, dan inilah tubuhku yang menghisap dan menghembuskan kegembiraan dari nafas 'bapak'. Dengan demikian, semua pria dan wanita menjadi satu dengan tuhan Baphomet di dunia. Semua ber­gabung untuk menikmati kekuatan hawa nafsu di dunia guna me­wujudkan kebebasan  (now I am come on earth in the spirit of my father, the Beast 666. This is my body, inhales and exhales in etasy, the breath of my father. Thus are all men and women made one with my father Baphomet in me, on earth, and in this unity of force there is lust and joy on earth in the rapture of freedom --David Cherabum 1969)."

Sangat jelas bahwa rencana jahat mereka yang dituangkan dalam bentuk ramalan tersebut merupakan manipulasi penafsiran atas Kitab Injil Perjanjian Baru (Wahyu 10-20).

Yang pasti, ajaran setan ini merupakan bentuk ajaran Pagan, yaitu ajaran syirik yang bercampur baur antara sinkretisme, sihir, mistik, okultisme, dan aliran kepercayaan yang dimodernisasi, sebagaimana Notradamus (kepercayaan terhadap Drakula, ed.). Ilmu perbintangan (astrologi) yang secara terang-terangan melawan agama-agama samawi, bahkan agama lainnya yang sudah ada sebelumnya, sebagaimana dikatakan oleh Anton Sandzor La Vey:

"Filsafat setanisme yang lurus, berdaya cipta dan alamiah, selalu saja menjadi musuh dari agama yang memperbudak manusia, seperti Budha, Islam, Kristen, dan sebagainya."

Ajaran setanisme tersebut merupakan kelanjutan dari penyembahan berhala kuno, yang sejak awal selalu diperingatkan Al-Qur'an:

"... Dan setan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.. . . " (an-Nisa': 60)

Ajaran setan yang telah dipraktikkan sejak masa lalu terus di­kembangkan, dikemas, dan ditawarkan sesuai dengan perkembangan zaman. Sehingga benarlah bahwa Sunatullah tidak pernah berubah, sebagaimana firman-Nya:

"Sebagai Sunnah Allah yang berlaku terhadap orang-orang dahulu sebelum (kamu)...." (al Ahzab: 62)

"... sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah terhadap) orang-orang dahulu." (al-Anfal: 38).

Orang-orang kafir yang mengikuti ajaran setan yang sesat telah dibutakan mata-hatinya. Mereka menyangka bahwa apa yang diyakininya serta dewa-dewa mereka, seperti: Baphomet, Iris, Osiris, Avatar, Ahiman, dan Jahbulon atau masih banyak lagi sesembahan yang dijadikannya sebagai kekuatan. Itu semua mereka yakini seakan-akan datang dan diperintahkan Allah. Padahal, apa yang mereka lakukan benar-benar adalah ajaran setan yang sesat. Hal ini sebagaimana penyembahan pada zaman dahulu kala yang telah dikoreksi dan diperingatkan Al-Qur'an:

"Allah sekali-kali tidak pernah mensyariatkan adanya bahiirah, 8 saaibah, 9 washiila, 10 atau haam. 11 Akan tetapi orang-orang kafir itulah yang membuat-buat kedustaan terhadap Allah, dan kebanyakan mereka tidak mengerti." (al-Maa'idah: 103).

Abdullah Yusuf Ali menafsirkan ayat tersebut dikarenakan orang-­orang kafir itu tidak dapat menangkap rahasia alam gaib. Kemudian mereka menghubungkan seluruh gejala yang ada pada kemurkaan langit, dan mereka dicekam oleh rasa takut terhadap takhayul yang menghantui dirinya sendiri (The Holy Qur'an; hlm. 280).

Di lain pihak, sesungguhnya keliru apabila gerakan Dajal yang telah memperkenalkan aliran kepercayaan, berupa mistik dan penyembahan kepada setan Lucifer hanya diikuti oleh orang-orang kampung yang tidak terpelajar. Berbagai catatan telah membuktikan bahwa di kelompok elit, justru kepercayaan terhadap takhayul, musyrik, dan  sesembahan setan dan itu telah menjadi mode sejak dahulu kala. Bahkan, salah seorang presiden Amerika yaitu James Garfield, seorang freemason dengan tingkat "grand orient" merupakan sosok elit penyembah setan yang disebut dengan Naga Hydra (The Dragon of Hydra). Aliran kepercayaan tersebut membuat ritual dengan menjadikan tengkorak manusia sebagai cangkir untuk minum. Membuat altar penyembahan kepada Lucifer dan bersumpah dengan mengutuk Kristus, sebagaimana ditulis Cherabum:

"Aku panggil dia agar hidup dan bertindak kepadaku agar aku hidup dan bertindak sepertinya. Atas namanya, aku kutuk Kristus dengan gereja Katoliknya, dan semua sakramennya..."

(I call upon him to live and act in me as I also live and act in him. In his name, I curse Christ the only Catholic church and al1 his sacra­ments...).

Mereka adalah budak-budak dan prajurit setan yang dengan jelas dan gamblang memproklamasikan dirinya sebagai penguasa "kerajaan dunia". Mereka membuat rencana-rencana serta ramalan sehingga umat manusia merasa getir, dan pada saat yang sama dipengaruhi oleh ramalannya tersebut. Karena, orang-orang yang bimbang dan lapar akan mudah dikuasai oleh ramalan dan ajaran mereka, sehingga sungguh merupakan bagian dari konspirasi setan adalah membuat kekacauan diantara umat manusia, khususnya umat beragama sehingga mereka mempunyai justifikasi bahwa agama hanya menumbuhkan konflik dan darah. Padahal, konflik tersebut sudah masuk dalam rencana mereka yang dikerjakan secara rahasia dan sangat profesional, karenanya setiap anggota setanisme menguasai teori konspirasi dan jaringan rahasia dunia.

Cita-cita mereka menjadikan segala sesuatu serba satu (mono­teisme) melalui propaganda "reformasi dunia baru" (the new age reform) yang akan dipimpin oleh Lucifer sebagai bentuk dari kosmik Kristus, yang sekaligus wujud kembalinya kejayaan Babilonia yang sangat dibanggakan oleh kaum zionisme.

Kitab Injil Perjanjian Baru (Wahyu 17-18) diyakininya pula sebagai isyarat akan datangnya "satu dunia baru" tersebut, yaitu satu pemerin­tahan, satu agama, dan satu kewarganegaraan.

6. Pokok-Pokok Ajaran Setanisme

Dari pembahasan sebelumnya tentang kaitan antara the  Knight Templar zionisme-Iluminasi freemason dan ajaran setanisme serta unitarian-universalist dapat disimpulkan beberapa ciri serta ajaran mereka, yang di zaman modern ini telah dikemas dengan bungkusan yang sangat menarik. Ajaran yang diperkenalkan dengan begitu me­nyentuh pemikiran rasional, bebas, dan mendekati naluri kemanusiaan, sehinga seseorang yang tidak mempunyai keyakinan yang cukup serta bekal keimanan yang tertanam sejak kecil, niscaya akan mudah terkecoh dengan "kosmetik promosi" ajaran mistik ini.

Dengan mengenal ajaran serta perkembangan historis ajaran setanisme yang telah dimanfaatkan oleh gerakan zionis untuk melemahkan keimanan, kiranya seluruh umat beragama harus bersatu padu melawan dominasi setanisme yang telah menyelusup dalam "kemasan" matria­lisme, sehingga para remaja dan pemuda tidak terperangkap dalam jaringan ajaran mereka yang sudah merebak hampir di pelosok ke­hidupan.

Untuk memudahkan dan membandingkannya antara kedatangan Dajal yang mengancam (imminence) dan ajaran setanisme itu dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Setanisme merupakan rangkuman atau percampuran (sinkretisme) dari segala ajaran mistik, penyembahan terhadap dewa-dewa ke­gelapan (the prince of darkness), yang kemudian dikemas dengan penalaran rasiona -l-lebih tepat psuedo rasionalisme-- sebagai bahan argumentasi penyebaran ajarannya terutama di kalangan anak muda.

b. Masyarakat yang dalam keadaan kacau atau masyarakat indivi­dualistis akan lebih mudah dipengaruhi oleh ajaran setanisme. Terutama bagi kelompok anggota masyarakat yang mencari pe­ngakuan, misal kelompok lesbian, homoseksual, dan transgender. Dalam kelompok tersebut, ajaran setanisme mendapat sambutan hangat dikarenakan kemasannya yang melemparkan kemanusiaan, kasih sayang, persaudaraan, cinta, dan kebebasan.

c. Ajaran setanisme zionis yang diperlambangkan melalui mata uang satu dolar Amerika (in God we trust one) dimaksudkan, atau diberikan makna mistik' bahwa dewa Lucifer sebagai Jehovah (the son of God) harus mewujudkan cita-citanya membangun satu tatanan dunia baru sekuler yang mengabdi kepada tuhan yang satu, yaitu "materi" --annuit coeptis novus ordo seclorum.

d. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, ajaran Desime lebih digiatkan dengan memberikan alasan rasional bahwa pangkal konflik itu diawali oleh keyakinan-keyakinan dogmatis yang menyebabkan terputusnya persaudaraan asasi manusia. Oleh karenanya, seluruh agama harus lebur dalam satu paham "dunia baru", yaitu unitarian­universalist. Gereja universalist, sinagog, serta gereja Jehovah harus menjadi pelopor dalam membangun pemahaman kemanusiaan yang benar-benar memberikan hak asasi secara alami, yang terbebas dari dogma agama, khususnya Kerajaan Gereja Katolik. Untuk itu, mereka menamakan dirinya serta melandaskan dirinya pada ajaran Iluminasi yang anti-Kristus, Ordo Antichrist Illuminati (OAI).

e. Mereka menyebarkan ramalan-ramalan kiamat dan kedatangan the Beast 666 serta Lucifer sebagai rencana mereka untuk menguasai dunia melalui kecanggihan teknologi dan keuangannya, dengan cara menghembuskan bahwa tahun 1999 merupakan datangnya tanda-tanda dari the Beast 666 dan akan segera terbentuknya "pemerintahan yang satu" (novus ordo), yaitu pada dekade yang diawali pada tahun 2000; millenium baru.

f. Ajaran setanisme memperdayakan kaum muda agar mereka tenggelam dengan kehidupan yang serba matrialistis dan menyuntikkan ajaran pemikiran bebas (freethinker) secara sangat halus, sehingga generasi demi generasi mulai terlepas dari pokok ajaran agamanya masing-masing. Meracuni genersi muda dengan satanic drug dan makanan instan yang syubhat (meragukan halal dan haramnya). Memperkenalkan moralitas pergaulan didasarkan pada egaliter liberal, sehingga setiap penghormatan antara junior-senior, atau antara anak-orangtua dianggap sebagai feodalisme yang me­rendahkan martabat kemanusiaan. Karena itu, maka sesama manusia harus setara betapapun hubungan ikatan darah antara anak dan orang tua. Manusia terlahir bebas. Dia berhak untuk hidup bebas tanpa otoritas siapa pun yang menguasainya.

g. Memperkenalkan berbagai kenikmatan hidup (hedonistik) karena surga sejati bisa dinikmati di dunia, sedangkan surga di akhirat hanyalah mitos belaka Sebab itu, barangsiapa yang menjadi pengikut setan, niscaya akan diberikan kekuatan, kebijaksanaan, dan kenikmatan dunia. Ajaran setan memperkenalkan pula tata cara ritual okultisme yang pada hakikatnya merupakan agama baru untuk menyaingi agama yang mereka anggap sebagai palsu (pseudo religion). Karena ajaran setan adalah bersifat mistik dan sinkretis, maka segala sesuatu yang ada di muka bumi ini dinyatakan dalam pemaknaan simbol-simbol berupa warna, garis, angka, huruf dan kaitannya dengan astrologi (ilmu perbintangan, nujum, sihir, dan sebagainya).

Al-Masih ad-Dajal atau anti-Kristus dapat ditafsirkan sebagai para penipu yang berlagak suci. Sebenarnya, mereka telah hadir secara nyata dan bersentuhan setiap saat dengan kehidupan kita. Mereka berkamu­flase sebagai seorang muslim maupun orang beragama pada umumnya. Hal ini sekaligus merupakan tantangan dakwah yang harus lebih kreatif bagi kita agar dapat memenangkan pertempuran global dengan me­manfaatkan akses informasi dan menggali serta memperkaya wawasan zaman yang semakin cepat berubah dan penuh dengan tantangan serba materialistis-rasional.

Kepiawaian para juru dakwah yang mampu me­matahkan argumentasi ajaran setan, tidak dapat lagi hanya berlandaskan semata-mata pada pendekatan normatif, tetapi benar-benar harus di­lakukan secara multidimensional dan pendekatan total. Kader-kader mubalig yang menguasai bahasa asing (terutama Arab dan Inggris) serta mempunyai jiwa perantauan merupakan salah satu upaya untuk mem­perkenalkan dan menebarkan nilai-nilai Islam ke pelosok bumi.

Sebagaimana kita ketahui, kemajuan bidang teknologi informasi yang begitu cepatnya berkembang, misalnya saja pesan-pesan yang ditayangkan melalui homepage internet yang dibaca oleh jutaan umat manusia di muka bumi dapat menjadi alat dakwah yang efektif sekaligus saingan.

Warna budaya, kesejarahan, serta perkembangan pemikiran umat manusia saat ini dan di masa depan harus diperkirakan sedini mungkin, sehingga pesan-pesan dakwah dapat menjadi bekal dalam menghadapi problematika kehidupan di masa depan yang semakin rumit dan penuh dengan tantangan.

7. Simbol-Simbol Ajaran Setan

Para pengikut setanisme, umumnya, sangat memuja simbol simbol serta falsafah dari simbol-simbol ajaran setan. Dengan membuat simbol, anggota pengikut setan merasa akan terikat dan sekaligus dapat di­jadikan sebagai lambang organisasi dan mempunyai kekuatan magis.

Eksistensi kekuatan kaum mason zionis dikukuhkan melalui keyakinan mereka bahwa Monumen Washington yang didirikan oleh Priapic Senuseret sengaja dibuat sebagai simbol dari kekuatan setan yang akbar. Hal ini sebagaimana ditulis oleh David Moses Peacock, Ketua Partai Islam British:

"Bahwa Monumen Washington adalah replika besar yang ber­ simbolkan kekuatan setan yang dibuat oleh Priapic Senuseret." (D.M. Peacock; hlm. 15)

Kaum freemason merasa yakin bahwa pendirian beberapa monumen dan gedung di Amerika merupakan simbol dari kekuatan kerajaan mereka. Setiap titik antara satu gedung ke gedung yang lain membentuk simbol-simbol magis yang memberikan kekuatan keyakinan kepada para anggota mason bahwa Amerika adalah "kerajaan" bagi kaum mason. Bila ditarik sebuah garis dari Gedung Putih, Jefferson Memorial, Washington Monumen dan House of the Temple yang merupakan "kantor pusat" freemason dimana di dalam gedung tersebut berkumpul semua orang dari pelosok dunia untuk menerima pengukuhan atau wisuda anggota mason yang memasuki tingkat 33. Garis tersebut akan membentuk segi tiga, pentagram, dan lambang lainnya diyakini mereka mempunyai kekuatan magis.

Gambar 9: Denah Monumen Washington

Di samping itu, mereka mempercayai angka-angka. Mereka me­nafsirkan angka-angka tersebut sebagai bagian dari rencana mereka, sehingga ramalan yang diperkirakannya dapat menjadi kenyataan. Misalnya, mereka meramalkan bahwa pada tanggal 31 Desember 1999 adalah akhir dari segala kejayaan agama-agama di muka bumi, serta bangkitnya Kerajaan Sion untuk memerintah millennium baru yang diawali tahun 2000.

Akhir tahun 1999, adalah target mereka bahwa seluruh agama sudah harus lumpuh. Walaupun ritual agama umumnya masih tetap ada, seperti shalat, haji, kebaktian, misa, dan segala upacara agama yang bersifat ritus, tetapi umat agama pada umumnya tidak berhak untuk ikut dalam kiprah pemerintahan yang mereka kuasai. Negara harus bersifat sekuler dan tidak mengurus soal agama. Agama dan pemerintahan harus terpisah. Soal pemerintahan diberikan kepada "kaisar" dan soal agama diberikan kepada gereja.

Mereka juga percaya bahwa tanggal 19 Januari 1999 sebagai ke­munculannya "prajurit setan" yang akan menyerang kaum dogmatis agama di belahan timur khatulistiwa. Agar ramalan ini menjadi ke­nyataan, tentu saja mereka sendiri yang harus mewujudkannya secara aktif lewat para agen-agen rahasia mereka (provokator), sehingga umat manusia percaya atas keampuhan setanisme dalam meramal tersebut.

Gambar 10: Jangka Pengukur

Pada tahun 1999 ini, mereka sendiri yang akan menyulut kekacauan           agar memudahkan jalan bagi mereka mengisi perbaikan dunia menuju "reformasi milenium baru". Simbol-simbol setan tersebut antara lain berbentuk sebagai berikut:

1. Bentuk Piramida. Ditafsirkannya sebagai bentuk yang kukuh dan tidak terkalahkan, karena bentuk piramida adalah bentuk yang dibimbing atau diajarkan langsung oleh dewa Lucifer. Piramida melambangkan pula kembalinya kejayaan Sulaiman (The Temple of Solomon) dan lambang kekuatan manusia sebagai bintang-bintang cemerlang di muka bumi. Bentuk piramida ini telah dikenal sejak zaman Fir'aun dan kemudian sempat menjadi mode kuburan bagi para pemimpin freemason.    

2. Bentuk Penggaris dan Jangka Pengukur. Ditafsirkan sebagai kemampuan para anggota freemason zionis agar dapat mengontrol dan menguasai seluruh dunia berdasarkan pada ukuran serta perkiraan yang tepat. Lambang ini menggambarkan pula pemikiran bebas (freethinker) dan nihilis.         

3. Bentuk Satu Mata Pengawas. Melambangkan kecerdasan, kewibawaan, dan kekuasaan. Tidak ada satu bangsa pun yang luput dari pengawasannya .

4. Huruf "G". Ditafsirkan sebagai god, great, glory, geometry (Tuhan, kebesaran, kemuliaan, geometri) bahwa tuhan yang dimaksudkan bukanlah Tuhan sebagaimana disembah oleh kaum agama konvensional. Tuhan yang dimaksud adalah manusia itu sendiri yang harus mempunyai kekuatan besar, mampu menggapai kemenangan, dan         menguasai seluruh bumi secara tepat dan terukur (geometris).

5. Lingkaran. Ditafsirkan sebagai lambang kesempurnaan dan kesatuan dunia unitarian dan univeysalist). Pada milenium baru yang akan datang, orde "dunia baru" adalah dunia yang global. Satu pemerintahan, satu agama, dan satu kewarganegaraan.            

6. Segi lima atau enam (pentagram dan heksagram). Dilambangkan             kekuatan bintang atau bumi, dan menganggap bahwa lelaki dan perempuan adalah bintang-bintang di bumi.

Gambar 11: Kuburan anggota Freemason

        Angka-angka  

1. Angka 13 berarti menunjukkan nomor keberuntungan (lucky number) dan angka tuhan serta mempunyai makna penguasaan dunia serta kode panggilan untuk kaum Yahudi yang terserak (diaspora) di empat (1+3) penjuru mata angin barat, timur, utara, dan selatan.  

2.      Angka 7 merupakan angka kehidupan dan kekuasaan makrokosmik.    

3. Angka 666 atau di dalam Kitab Injil Perjanjian Baru Wahyu 13: 18 dikenal sebagai the Beast 666 yang merupakan angka kebijaksanaan, kekuatan, dan ketangguhan atau tidak terkalahkan. Angka ini melambangkan kesempurnaan. Tahun 1999 bila di balik akan memberikan kode revolusi. Sehingga setiap ada angka kembar berupa 66 atau 99 selalu merujuk pada gonjang-ganjingnya umat beragama.

4. Angka 33 melambangkan kegelisahan, persaingan, dinamika, keunggulan, dan kehancuran tuhannya orang Katolik --Bapak, Anak, dan Rohul Kudus-- yang akan disaingi dengan tuhan Lucifer, setan, dan the Beast 666 atau reinkarnasi dari Hiram Abif, Iris, dan Osiris dan sebagainya. Dan segi tiga dapat melambangkan "persekutuan         tiga besar" Amerika (diwakili Amerika Utara, Amerika serikat, dan Kanada), masyarakat Uni Eropa, dan Jepang.

        5. Segi Lima atau Pentagram. Pente berarti lima, grama berarti gambar atau disebut juga dengan pentalpha. Pentagram melambangkan tuhan yang menguasai alam semesta dan melambangkan pula "lima kebijaksanaan".

Seluruh penafsiran dari lambang-lambang tersebut sangat sarat dengan pesan-pesan untuk menguasai dunia, dengan cara mengako­modasi kelemahan manusia yang bimbang serta dalam situasi kacau, dengan mengaitkannya terhadap prediksi atau ramalan bahwa kiamat sudah sangat dekat. Dari berbagai catatan peristiwa, kita mengetahui betapa diantara mereka telah menetapkan tanggal, hari, dan bulan terjadinya kiamat Tidak saja di Amerika, tetapi juga di Philipina pernah tersebar seruan dari pimpinan agama mereka untuk bersiap-siap meng­hadapi hari kiamat (Armagedon) yang dengan rinci diberitahukannya kepada jemaatnya tentang waktu kejadiannya yang kemudian tidak terbukti.

Hal ini membuktikan bahwa ajaran-ajaran palsu telah menyelusup ke dalam tubuh ajaran agama samawi. Padahal, seluruh ajaran agama tidak dapat memberikan kepastian waktu tanggal dan tahun terjadinya kiamat. Akan tetapi, dengan pendekatan yang rasional kemudian me­nerjemahkan hubungan bintang-bintang dan mengaitkannya dengan ayat-ayat pada Alkitab, sempurnalah gerakan mereka untuk menggoyah­kan keyakinan manusia dan melepaskan diri dari akidah yang selama ini diyakini oleh umat beragama. Seharusnya, umat manusia dan seluruh agama dan keyakinan yang ada bersatu untuk menghadapi gerakan setanisme zionis ini, yang dengan sangat jelas ingin menghapuskan agama --the abolition of all religions except satanism.

Mereka tidak pernah menginginkan adanya persatuan diantara suatu bangsa dengan semangat nasionalismenya, apalagi persatuan berdasarkan agama. Hal itu bagi mereka adalah sebuah "kanker" yang harus dibasmi sampai akarnya. Untuk itu, segala upaya terus dicari untuk menggoyahkan stabilitas. Dan setiap stabilitas yang ada dianggapnya bertentangan dengan nilai-nilai kebebasan dan dinamika manusia. Nasio­nalisme harus disingkirkan dan diganti dengan universalisme. Untuk itu, sikap yang berbau partisan harus dihapuskan.

Negera-negara kecil harus diadu domba supaya memudahkan kaum zionis menguasainya. Mereka menjadikan bangsa-bangsa untuk saling bertikai sebagai ajang pemasaran dan percobaan senjata, sekaligus melumpuhkan kekuatan negara kesatuan yang dicerai-beraikan menjadi negara-negara kecil, sehinga tidak mempunyai semangat perlawanan. Lumpuh total dan mereka menjadi budak-budak yang patuh. Semuanya itu, mereka lakukan sebagai bukti kesombongannya dan sebagai balas dendam atas pengalaman pahit kaum Yahudi yang terserak (diaspora). Inilah yang dimaksudkan dengan Dabbah (binatang melata dari dalam bumi) sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an, atau Dajal sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits.

C. KONSPIRASI DAJAL

Untuk mengetahui bahwa Dajal beserta para pengikutnya me­rupakan sebuah gerakan rahasia, yaitu sebuah konspirasi global yang ingin menghancurkan tatanan agama, Allah SWT menjelaskan melalui firman-­Nya, sebagaimana termaktub dalam Al-Qur'an:

"Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami." (an-Naml: 82).

Menurut Abdullah Yusuf, ahli tafsir The Holy Qur'an, menafsirkan bahwa firman Allah pada surat an-Naml ayat 82 tersebut merupakan satu simbol bahwa yang dimaksudkan dengan "binatang melata" adalah manusia, suatu kaum, atau suatu bangsa yang membawa ajaran murni ­tentang matrialisme yang menentang Allah dan Rasul-Nya.

Perihal keterangan ayat tersebut yang mengatakan bahwa Dabbah akan muncul dari bumi dapat saja mengisyaratkan bahwa gerakan kaum matrialis zionis tersebut selama ini bersifat rahasia atau sering diistilah­kan sebagai "gerakan bawah tanah" atau sebuah konspirasi. Sangat menarik bahwa surat an-Naml ayat 82 tersebut hampir "senada" dengan prediksi kitab Injil Perjanjian Baru Wahyu 13:11, "Dan aku melihat binatang lain keluar dari dalam bumi dan ber tanduk dua sama seperti domba dan ia berbicara seperti seekor naga."12

Dalam dunia intelejen, istilah "konspirasi" berarti sebuah jaringan yang saling mendukung yang bergerak secara terselubung atau gerakan bawah tanah (undergyound). Konspirasi yang berskala internasional, seringkali mampu menguasai dan mengarahkan para pemimpin negara tertentu melalui negosiasi, lobi, serta ancaman-ancaman tertentu, bahkan pembunuhan sekalipun. Mereka menjadi bayang-bayang dari sebuah kegiatan atau menjadi "aktor intelektual" dari sebuah peristiwa tanpa dapat diketahui atau diungkapkan secara faktual (dark case). Gerakan konspirasi zionisme didukung oleh para professional yang terseleksi dengan sangat ketat. Mereka mampu membuat berbagai skenario serta berbagai taktik yang diolah dan disempurnakan dari waktu ke waktu, sesuai dengan pengalaman mereka.

Berkaitan dengan taktik intelejen ini, Alvin Toffler dengan sangat jeli membuat analisis tentang taktik gerakan mata-mata atau intelejen, dalam kaitannya dengan konspirasi global ini, yaitu sebagai berikut:

1. Taktik Untuk Mengetahui (need to know tactic)
Hal tersebut dimaksudkan sebagai berbagai informasi yang harus diketahui oleh para pejabat tertentu. Berbagai informasi dimasukkan ke dalam arsip tertentu dan diberi tanda "untuk diketahui". Di samping itu, ada pula taktik kebalikannya yang disebut taktik tidak perlu tahu, di mana para bawahan secara sangat disiplin akan menjawab "tidak tahu".

2. Taktik Terpaksa harus Tahu (forced to know Tactic)
Hal tersebut dimaksudkan bahwa seseorang dalam sebuah ke­lompok terpaksa harus tahu dengan informasi yang ada. Bila terjadi sesuatu, ia harus ikut bertanggung jawab. Oleh karena itu, taktik seperti ini dikenal juga dengan singkatan CYA (lindungi dirimu: cover your ash), artinya setiap orang harus bertanggung jawab apabila tenyata terdapat kesalahan atas informasi yang mereka telanjur ketahui.

3. Taktik Penghapusan (the omission tactic)
Hal tersebut dimaksudkan sebagai tindakan untuk segera meng­hapuskan atau memusnahkan segala bentuk informasi.

4. Taktik Menggiring Bola (the derrible tactic)
Hal tersebut dimaksudkan sebagai cara untuk memberikan infor­masi setahap demi setahap, sehingga dengan informasi yang diberikan secara sedikit demi sedikit, pihak yang berkonspirasi dapat mengetahui reaksi yang ada sebagai bahan masukan untuk membuat rencana taktik selanjutnya.

5. Taktik Asap (the vapor tactic)
Hal tersebut dimaksudkan taktik untuk menyebarkan desas-desus dan bersamaan dengan desas-desus itu sedikit demi sedikit dikeluarkan informasi yang benar, sehingga pihak yang berkonspirasi tersebut dapat mengetahui bagaimana reaksi sasarannya setelah terkena desas-desus tersebut.

6. Taktik Memukul dari Belakang (the blow back tactic)
Hal tersebut dimaksudkan taktik dengan cara mengirimkan beberapa informasi palsu ke luar negeri. Dan diharapkan pers di negeri yang menerima informasi tersebut "menikmati" berita informasi palsu tersebut dengan berebutan. Hal ini dimaksudkan pula sebagai upaya untuk menyesatkan atau melihat reaksi dari sasaran.

7. Taktik Bohong Besar (the big lie tactic)
Hal tersebut adalah cara-cara propaganda yang telah diperkenalkan oleh Jesef Goebels selama Perang Dunia II. Mereka yakin bahwa ke­bohongan yang konsisten dan disampaikan secara berulang-ulang dapat diyakini sebagai kebenaran oleh pihak sasaran.

8. Taktik Pembalikan (the reversal tactic)
Hal tersebut adalah cara untuk memutar-balikkan fakta yang se­benarnya dengan memanfaatkan teknologi media massa.

Hampir dapat dipastikan bahwa para agen gerakan rahasia yang merupakan bagian dari konspirasi zionisme adalah tipikal manusia yang tidak mengenal belas kasihan. Mereka dapat membunuh dan me­nyingkirkan lawan-lawannya guna mencapai tujuannya. Pelatihan para agen rahasia ini dibentuk untuk memenangkan sebuah pertempuran bawah tanah. Sehingga tentu saja, mereka menguasai berbagai metode, menguasai antropologi sosio-politik cara berkomunikasi dan penyamaran yang unggul. Mereka bisa menampakkan wajah orang alim, sebagai pedagang, milyuner, atau bisa juga menyamar sebagai orang jalanan. Persis seperti apa yang sering ditayangkan di dalam film-film spionase.

Hanya saja gerakan konspirasi mempunyai jaringan yang sangat besar didukung oleh dana, sumberdaya manusia, serta teknologi yang mutakhir.

Mereka memasang orang-orang terlatih disesuaikan dengan ke­mampuannya masing-masing. Di bidang teknologi, mereka mempunyai "Technint" seorang ahli di bidang teknologi, satelit, komputer, elektro, dan sebagainya. Di bidang komunikasi dan sandi, mereka mempunyai ahlinya yang disebut sebagai "Radint" yang menerjemahkan berbagai informasi yang ditangkap melalui sinyal radar, sekaligus melakukan intelejen pengindraan, yaitu menerjemahkan dan sekaligus melakukan pengawasan seluruh kegiatan yang dipantau melalui satelit. Mungkin saja, negara tertentu membantah sebuah kerusuhan atau proyek pabrik senjata, tetapi di hadapan para "Radint" ini, mereka "telanjang". Seluruh kegiatan, kerusuhan, dan kejadian apa pun dapat dengan sangat jelas dipotret melalui pengindraan satelit tersebut. Bahkan, mereka dapat menyadap pembicaraan para pemimpin negara, duta besar, serta tokoh-­tokoh dunia.

Gerakan rahasia konspirasi kaum zionis tidak saja memanfaatkan seluruh jaringan intelejen dan peralatannya, tetapi mereka juga melaku­kan kerja sama dengan agen-agen mereka di berbagai pusat intelejen negara-negara lain. Mereka membuka jaringan hot line dengan agen yang bekerja secara rangkap dengan dinas rahasia negara lain tersebut. Misalnya, dengan Dinas Rahasia Inggris (Secret Intelligence Service) yang dikenal dengan kode M16, atau dengan Perancis yang diwakili oleh GCR (Groupement de Controles Radioelectricque), atau dikenal juga dengan nama code La Pisisne yang artinya 'kolam renang' --mungkin dikarenakan orang bertelanjang mini di kolam renang, lebih mudah melakukan pemantauan. Konspirasi ini melebarkan pula sayapnya dengan merekrut para eksekutif paling top dari perusahaan-perusahaan multinasional.

Pokoknya, gerakan Dajal yang disimbolkan sebagai binatang melata bawah tanah, pada dasarnya merupakan ideologi pengkafiran yang telah beranak-pinak menyelusup ke seluruh sendi kehidupan. Mereka mem­bantu dan mengembangkan berbagai perintah yang ditetapkan dari House of Temple Washington, Pentagon, dan agen-agen mereka. Pem­bagian tugas sudah sangat jelas. Diantara para pemikirnya adalah para penyandang anggota senior Iluminasi, menyandang tingkatan fremason yang rata-rata berada pada tingkat ke-33.

Cita-cita untuk membangun Menara Babil yang kedua telah terus berlangsung dan ditetapkannya pada millennium yang akan datang sebagai awal dari kejayaan kaum Yahudi untuk menguasai dunia yang akan dibawanya kepada satu pemerintahan, satu ekonomi, satu agama, dan satu kewarganegaraan sebagai wujud cita-cita dari Adam Weishaupt, novus ordo sclorum (membangun dunia baru).

D. PENAFSIRAN HADITS AKTUAL TENTANG DAJAL

Allah SWT berfirman, "Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami." (an-Naml: 82).

Sebagaimana telah disebut pada ayat tersebut bahwa yang di­maksudkan dengan kalimat daabbatam minal ardhi (binatang melata dari bumi) adalah suatu jaringan konspirasi, gerakan rahasia dari suatu kaum yang membawa ajaran sesat, dan mengaku dirinya sebagai orang suci. Padahal, mereka itu adalah para penipu yang mengatas-namakan dirinya sebagai Almasih yang dijanjikan. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa daabbatam minal ardhi, tidak lain adalah al-Masih ad-Dajal yang akan membawa "fitnah besar" di muka bumi ini dan mengguncangkan hati manusia dengan segala kekuatan konspirasinya tersebut.

Dari pembahasan dan uraian sebelumnya, gerakan al-Masih ad-­Dajal tersebut telah berlangsung sangat lama, bahkan sejak sebelum kelahiran Nabi Muhammad saw, yaitu pada saat imperium Romawi yang sangat memuja matahari dan mistik yang menguasai separo belahan bumi. Dari generasi ke generasi, gerakan rahasia ini terus berlangsung dan semakin menunjukkan kekuatannya.

Beberapa hadits di bawah ini menunjukkan informasi aktual, khususnya peringatan kepada umat Islam untuk bersatu padu dalam satu gerakan terpadu (ittihadul-ummah) untuk menghadapi al-Masih ad-Dajal yang semakin tampak tanda-tandanya, sebagaimana hadits dijelaskan pada berikut

Anas r a. berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, "Tiada seorang nabi pun melainkan telah memperingatkan umatnya dari si buta sebelah dan pendusta. Ingatlah kami bahwa Dajal itu buta sebelah matanya dan Tuhan kamu tidak buta. Tertulis diantara mata Dajal itu 'kafir'." (HR Bukhari dan Muslim).

Dari Hudzaifah r. a. bahwa Rasulullah saw bersabda, "Suatu saat Dajal akan muncul dengan membawa air dan api. Adapun yang terlihat oleh manusia sebagai air, pada hakikatnya adalah api yang mambakar. Sedangkan yang terlihat oleh manusia sebagai api, pada hakikatnya adalah air yang sejuk dan tawar. Barangsiapa yang mendapatinya diantara kalian, maka hendaknya ia memilih apa yang terlihat sebagai api karena pada hakihatnya ia adalah air tawar lagi baik." (Muttafaq 'alaihi).

Dalam riwayat lain, Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, "Sukakah saya jelaskan kepadamu tentang Dajal yang belum dijelas­kan oleh seorang nabi kepada kaumnya. Sesungguhnya Dajal itu buta sebelah matanya dan ia akan membawa berupa surga dan neraka, maka yang dikatakan surga itu sebenarnya adalah neraka." (HR Bukhari dan Muslim).

Dari hadits tersebut menjelaskan bahwa gerakan Dajal telah di­ketahui dan ciri-ciri Dajal sebagai berikut:

Pertama, bermata satu atau buta sebelah. Hal ini sebagaimana telah dibahas sebelumnya, salah satu lambang Dajal adalah bermata satu yang disebut sebagai the one eye of Lucifer --sangat sesuai dengan pen­jelasan hadits tersebut. Mata satu melambangkan bahwa gerakan Dajal bersifat matrialistis murni yang sangat anti-agama. Hal ini sesuai pula dengan cita-cita Adam Weishaupt membangun "satu dunia baru" (novus ordo seclorum) atas dasar: satu pemerintahan, satu sistem perekonomian dan moneter, satu kewarganegaraan.

Mereka mengontrol seluruh kehidupan di muka bumi, menghapus­kan nasionalisme, patriotisme, dan menghujat eksistensi agama-agama yang ditudingnya sebagai racun dan dogma yang "memenjarakan" kebebasan berfikir serta menindas nilai kemanusiaan. Karena menurut Dajal, selama manusia masih terkotak-kotak dalam agama, mereka tidak pernah akan menikmati nilai kemanusiaan yang universal.

Rasulullah memberikan simbol "buta sebelah" artinya mereka membutakan diri dari kebenaran Ilahi, menolak Allah dan Rasul-Nya.

Kedua, pendusta atau pemfitnah. Sudah sangat jelas bahwa gerakan konspirasi Dajal telah membuat dongeng-dongeng serta reka­yasa yang sangat canggih untuk mendukung dan menyebarkan ke­bohongan ajarannya. Dengan kecerdasan dan kekuatannya yang sangat besar, mereka mampu menyebarkan berbagai fantasi dan kebohongan yang disebarkan secara simultan di muka bumi melalui kekuasaan videocracy (kekuatan film) yang telah mereka kuasai.

Ketiga, menawarkan surga padahal neraka. Dengan kekuatan intelegensinya yang tinggi kaum Dajal ini menawarkan berbagai ke­nikmatan surga dunia yang membius. Padahal surga yang ditawarkannya itu tidak lain adalah neraka, sebagaimana hadits lain yang mengatakan bahwa Dajal akan membawa api (neraka) padahal air (surga) dan me­nawarkan air (surga) padahal api (neraka). Sehingga orang-orang yang selamat harus berani menempuh bahaya menantang api, karena api itulah sebenarnya surga yang sebenarnya. Tipuan setan Dajal itu tidak akan pernah membutakan mata-hati orang yang beriman karena di hati­nya ada Allah.

E. KECEPATAN GERAKAN DAJAL

An-Nawas bin Sam'an r a. berkata bahwa pada suatu pagi Rasulullah saw menceritakan tentang Dajal. Kami bertanya, "Rasulullah bagaimana kecepatan Dajal berjalan di muka bumi?" Nabi menjawab, "Seperti mendung yang diterpa angin, maka dia pergi mendatangi suatu kaum dan mengajak mereka (dengan kebohongannya) untuk mengimaninya, lalu dengan segera kaum itu percaya kepadanya. Lalu menyeru langit untuk segera menurunkan hujan. Lalu tanaman-tanaman segera tumbuh subur dan mereka menggembalakan ternaknya yang banyak susunya dan gemuk-gemuk. Kemudian ia mendatangi suatu kaum yang lain, lalu mengajak mereka untuk mengimaninya, tetapi kaum ini menolak semua ajakannya, lalu ditinggalkan kaum tersebut oleh Dajal, mendadak daerah itu menjadi kering dan gersang, tidak ada sedikit pun dari kekayaan (alam) mereka yang tertinggal." (Shahih Muslim)

Rasulullah saw. sangat tepat memberikan gambaran tentang ke­cepatan Dajal di bumi. Hal ini sebagaimana riwayat tersebut memberikan gambaran tentang gerakan Dajal yang secepat angin. Bahkan, dalam riwayat lain disebutkan bahwa ia dapat melangkah dari timur ke barat dalam sekejap. Apabila kita mau sesekali merenungkan perkembangan teknologi saat ini --apalagi beberapa dekade ke depan-- niscaya prediksi hadits tersebut sangat tepat untuk menggambarkan "teknologi informasi". Dunia yang semakin sempit dikarenakan kecepatan teknologi yang tidak pernah terbayangkan oleh generasi sebelumnya. Kecepatan Dajal yang disebutkan oleh hadits seperti "angin berhembus" itu, tidak lain adalah sistem komunikasi yang didukung oleh teknologi super digital melalui jaringan satelit yang sangat cepat bagaikan kedipan mata.
Langkah informasi dapat seketika mencakup timur dan barat, sesuatu yang bukan lagi aneh pada zaman sekarang apalagi di masa depan. Dajal menjadikan "teknologi pengindraan" (satelit) sebagai sarana untuk mengawasi dunia.

l. Mendatangi Suatu Kaum (Bangsa)

Apa yang diriwayatkan oleh hadits tadi --tentang Dajal mendatangi suatu kaum--mengisyaratkan bahwa propaganda Dajal ke seluruh bangsa-bangsa dengan menawarkan kenikmatan dan kelimpahan materi. Bangsa-bangsa yang menjadi budak ajaran mereka akan segera me­nikmati limpahan kemakmuran dunia yang dilambangkannya dengan turunnya hujan dan gemuknya ternak peliharaan yang berlimpah air susunya. Sebaliknya, suatu bangsa atau negara yang menolak kerja sama dengan Dajal akan dihancur-luluhkan sebagai satu pelajaran bagi bangsa tersebut dan bangsa lainnya.

Bangsa yang menolak Dajal akan mengalami penderitaan dari segi keuangannya, kemiskinan, dan kekacauan yang luar biasa --sebagaimana diriwayatkan dalam hadits tadi-- dalam bentuk mengalami kekeringan dan sedikitnya kekayaan bangsa tersebut

Siasat licik Dajal adalah menggoda manusia dengan hiburan dan wanita. Telah banyak para pemimpin dunia dan pejabat pemerintahan yang "tersungkur" karena godaan wanita yang sengaja disodorkan melalui jaringan konspirasi Dajal. Hal ini, sudah sejak awal, diperingatkan oleh Rasulullah sebagaimana sabda baliau:

"Dunia ini cantik dan hijau. Sesungguhnya, Allah menjadikan hamu khalifah dan Allah mengamati apa yang kamu lakukan, karena itu jauhilah godaan wanita dan tipuan dunia. Sesungguhnya yang me­nimpa kaum Bani Israel sebelum kamu adalah karena godaan kaum wanita." (HR Ahmad).

Jaringan konspirasi Dajal menjadikan kaum wanita sebagai "komoditi" (pelacur) bagi kaum turis, bahkan diekspor ke Eropa untuk sekaligus mengorek berbagai informasi dari lawan jenisnya yang terperangkap oleh godaannya tersebut.

Oleh karena itu, umat Islam diperingatkan agar menjauhi jebakan dunia --khususnya godaan wanita-- yang selalu dikemas dengan penuh daya pikat oleh kaum Dajal ini. Ketahuilah bahwa kenikmatan dunia, betapapun gemerlapnya, hanyalah sementara dan tidak mempunyai nilai sama sekali dibandingkan dengan akhirat.

Rasulullah SAW bersabda, "Perbandingan dunia dan akhirat, seperti seorang yang mencelupkan jarinya ke dalam laut, lalu diangkatnya dan dilihatnya (jarinya tersebut). Apa yang melekat di ujung jarinya itulah dunia, sedangkan sisanya yaitu air di lautan, maka itulah kenikmatan akhirat." (HR Muslim dan Ibnu Majah)

2. Berkecamuknya Kemungkaran

Abdullah bin Amru bin al Ash r a. berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, "Dajal akan keluar pada umatku, maka tinggalkanlah penjahat-­penjahat manusia dalam kecepatan burung, dan jiwa srigala tidak mengenal kebaikan dan tidak menolak mungkar. Hingga setan me­nyerupakan mereka dan berkata kepada mereka, 'Tidakkah kamu menyambut saya?' Mereka menjawab, 'Apakah yang kauperintahkan kepada kami dengan menyuruh kami menyembah berhala'…" (HR Muslim).

Hadits tersebut memberikan simbol informasi bahwa Dajal akan menjadikan para pengikutnya menjadi manusia yang tidak lagi mengenal agamanya sendiri. Bahkan, mereka menjadi asing dengan agamanya. Umat Islam telah meninggalkan Al-Qur'an sebagai petunjuk hidupnya. Hal inilah yang diperkirakan dan sangat dikhawatirkan Rasulullah saw, sebagaiman firman Allah SWT:

"... 'Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur'an ini suatu yang tidak diacuhkan'…" (al-Furqan: 30).

Kemungkaran semakin merajalela dikarenakan manusia telah melupakan Allah dan terpikat oleh kenikmatan fatamorgana yang di­tawarkan dan dikemas dengan sangat memikat oleh para profesional Dajal.

Persatuan suatu bangsa "diobok-obok" sehingga nasionalisme pecah berantakan menjadi kepingan-kepingan negara kecil yang me­mudahkan Dajal untuk mengontrol mereka. Konflik antaragama diprovokasi dengan segala isu sistematis, sehingga menjadi alasan pembuktian propaganda kaum Dajal bahwa agama tidak lagi dibutuhkan karena hanya menjadi sumber konflik. Manusia harus merdeka dari segala cara berpikir dogmatis yang memperbudak dirinya. Inilah gaya haru dari paham seorang Yahudi licik, Karl Marx. Ia seorang neo ­Komunisme yang bagaikan binatang "melata dari bawah bumi" mendesis (daabbatim minal ardhi; an-Naml: 82) menyebarkan racun terhadap fikrah atau cara berpikir umat Islam dan umat agama lain.

Kaum Dajal itu bergerak bagaikan burung yang terbang dengan cepat hinggap ke sana ke mari dan menyebarkan berbagai keburukan. Jiwanya yang sudah kehilangan "moralitas agama" telah diisi oleh hawa nafsu binatang srigala yang tidak kenai belas kasihan: menindas dan menyebarkan fitnah kebencian. Hal ini telah disebutkan oleh Thomas Hobbes:

"Manusia akan menjadi sekelompok srigala yang siap untuk saling mencabik satu sama lain (homo homini lupus belium omnium contra omnes)."

Segala tatanan moral agama dianggapnya sebagai penghalang dina­mika dan kemerdekaan berpikir. Agama hanya akan menjadi simbol statusquo yang sekarat, sehingga harus dihilangkan setahap demi setahap dengan memberikan wacana baru, yaitu kenikmatan dunia hedonis-epikuristik. Yaitu, mengajak umat manusia untuk menerima berhala baru, ideologi baru yang matrialistis-rasional serta berbagai bentuk okultisme, agama mistik, dan berbagai takhayul, sebagaimana dijelaskan oleh hadits tadi: sebagai penjahat yang kecepatannya seperti burung, dan jiwanya bagaikan srigala yang tidak mengenal kebaikan dan tidak mau menolak kemungkaran, serta menyuruh menyembah berhala. Para kaki tangan Dajal, baik sadar atau tidak sadar, terbelenggu akal pikirannya. Buta mata hatinya untuk mendengarkan hati nuraninya. Ia terpesona terhadap kehebatan kekuasaan dan intelektualitas Dajal yang "mengangkangi" dunia tanpa saingan itu. Mereka mendatangi dan menyembah untuk meminta bantuan Dajal agar memperoleh curahan hujan dari langit dan tumbuh subur ternak dan tanamannya.

Begitulah yang dinubuwatkan hadits Rasulullah saw. Orang-orang yang lemah iman dan hilang rasa bangganya untuk berpihak kepada Allah dan Rasul-­Nya --mereka malu dan merasa minder dengan menjadikan Al-Qur'an dan Sunnah Rasul sebagai azas dan panduan hidupnya-- akan dengan mudah terperangkap oleh gemerlapnya kekuatan Dajal.

Abu Sa'id al-Khudri ra. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda:

"Pada waktu keluarnya Dajal, ada seseorang dari kaum mukminin yang pergi (menemui Dajal) kepadanya. Lalu ia disambut oleh polisi-­polisi Dajal dan ditanyakan, 'Hendak ke mana engkau?' Ia menjawab, 'Saya ingin menemui orang (Dajal) yang baru keluar.' Lalu mereka bertanya, 'Apakah kamu belum percaya kepada Tuhan kami?'  Ia menjawab, 'Tuhan kami tidak samar.' Maka berkatalah polisi Dajal, 'Bunuhlah dia.' Akan tetapi, polisi tersebut ditegur oleh sebagian dari mereka (polisi lain), 'Jangan.' Tuhan kami (Dajal) telah melarang tidak boleh membunuh seorang, selain dari perintahnya. Maka dibawalah mukmin tersebut menghadap kepada Dajal, maka ketika dilihat oleh si mukmin, ia segera berkata, 'Hai sekalian manusia, inilah Dajal yang telah disebut oleh Rasulullah saw'. Maka segera Dajal menyuruh merebah­kan mukmin tersebut dan diperintahkan supaya dikupas kulit dan dipukuli punggung dan perutnya. Lalu Dajal bertanya, 'Apakah tetap engkau tidak percaya kepada kami?' Ia menjawab, 'Engkaulah al­Masih pendusta.' Kemudian diperintahkan supaya (mukmin tersebut) digergaji dari atas kepalanya hingga ke kakinya menjadi dua bagian, dan berjalan Dajal di tengah dua bagian badan yang telah terbelah dua. Kemudian Dajal memerintahkannya, 'Bangunlah!' Maka bangunlah dan tegaklah ia. Kemudian Dajal kembali bertanya, 'Apakah kamu belum percaya kepadaku?' Ia menjawab, 'Tidak berkurang penge­tahuanku tentang engkau, bahkan bertambah yakin.' Kemudian si mukmin berkata, 'Hai sekalian orang, ia (Dajal) tidak dapat berbuat demikian lagi kepada seorang pun'. Maka Dajal berusaha untuk membunuh kembali orang mukmin itu, tetapi Allah telah meletakkan diantara leher hingga belakang orang itu seolah-olah tembaga, hingga tidak dapat disembelihnya. Kemudian dipegang tangan dan kaki orang itu dan dilemparkan. Mereka menyangka ia dilempar ke dalam neraka, padahal ia dilempar ke surga. Kemudian Nabi melanjutkan sabdanya, 'Itulah manusia yang paling besar kesaksiannya (mati syahid) di sisi Tuhan Rabbul 'alamin'…" (HR Muslim)

Anas r a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Akan mengikuti Dajal dari Yahudi Asbahan, tujuh ribu yang memakai pakaian seragam." (HR Muslim)

2. Teror Terhadap Orang Beriman

Dajal akan melakukan teror dengan berbagai cara kepada orang-­orang beriman. Mereka membuat isu dan menyebarkan berita bohong, baik melalui berbagai media massa maupun internet, agar orang-orang beriman terpojok dan dinistakan oleh kaumnya. Orang yang bertindak jujur, ikhlas, dan berpihak kepada Allah dan Rasul-Nya akan segera berhadapan dengan teror fitnah yang dilancarkan oleh para pengikut Dajal tersebut. Sehingga datanglah satu kondisi secara sangat nyata dan manusia pun buta mata hatinya melihat kebenaran. Nafsu amarah menjadi akidahnya. Caci maki, umpat, dan hujatan menjadi zikirnya. Lalu fitnah dan kebencian menjadi jubah kebesarannya. Maka menarilah kaum Dajal yang telah memecah belah suatu kaum yang dikawal oleh "mayat-mayat hidup" (zombie).

Kebenaran telah dibohongkan. Kejujuran telah dicemoohkan. Kesalehan telah dilecehkan. Dan para pengikut Dajal itu pun beramai-ramai menyanyikan kepalsuan, kemunafikan, dan kebohongan di atas penderitaan dan darah manusia. Akan tetapi, orang­-orang beriman yang masih mempunyai hati nurani tetap waspada terhadap segala bentuk gerakan Dajal zionis yang menampakkan dirinya sebagai al-Masih ad-Dajal. Mereka sadar bahwa Dajal berupaya untuk melakukan cuci otak (brainwashed) kepada kaum mukminin --seperti yang disebutkan hadits Muslim tadi-- dengan cara mengupas kulit dan memukul punggung orang beriman.

Hanya saja, Allah memberikan perlindungannya dengan simbol perisai dari tembaga sehingga orang mukmin itu selamat dari pengaruh Dajal. Mereka (Dajal beserta kaumnya) menyangka bahwa orang mukmin itu telah dibuangnya ke neraka, padahal Allah menggantinya dengan surga (jannatun na'im). Bagi orang beriman, keberpihakan kepada Allah dan Rasul-Nya adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Betapapun seluruh manusia, pada saat itu, secara sadar atau tidak sadar telah menjadi pengikut dan penyembah berhala yang dipropagandakan kaum Dajal.

3. Polisi Dunia

Pemerintah Amerika yang melambangkan "Dajal besar" --sebagai­mana dilambangkan melalui monumen Washington sebagai "setan besar atau Dajal besar" (the great satan); sementara pemerintah Israel adalah "setan kecil"-- telah menunjukkan jatidiri dan ambisinya menjadi polisi dunia. Dengan mata-hatinya yang buta, Amerika mengawasi dan me­ngendalikan seluruh kegiatan kehidupan bangsa-bangsa di muka bumi. Atas nama perdamaian dan HAM, mereka ikut intervensi sampai ke jantung pemerintahan suatu bangsa. Saat ini, kekuatan Dajal bagaikan tidak tersaingi. Mereka mampu bergerak dengan cepat mengangkut ribuan pasukan berseragam dan bersenjata mutakhir untuk menguasai dan mengendalikan segala kerusuhan yang mereka anggap dapat meng­ganggu dan melanggar perdamaian dunia.

Akan tetapi, betapapun hebatnya kekuatan polisi dunia yang dimiliki Dajal tersebut, Allah mempunyai caranya sendiri untuk mematahkan segala kekuatan dan rencana mereka, sebagaimana firman Allah:

"Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya." (Ali Imran: 54).

Pada akhirnya, kaum Dajal akan menghadapi kehancurannya sendiri sebagai akibat tipu daya dan hasil ciptaannya sendiri.

Mereka mengisukan millennium bug, yaitu kekacauan jaringan komputer di seluruh dunia, karena sistem digital perangkat lunak komputer (software) di beberapa negara, terutama perbankan, industri berat, serta alat kontrol peluru kendali. Mereka yang menciptakan sistem perangkat lunak menjualnya ke seluruh dunia, tetapi mereka pula yang merencanakan akan adanya millennium bug. Sehingga hal itu menjadi iklan baru untuk mempromosikan penjualan perangkat lunak dan perangkat keras komputer (sofiware dan hardware). Akan tetapi, mereka juga lupa bahwa "kesalahan manusia" (human error) betapapun brainware-­nya cemerlang, maka bisa saja menyebabkan tidak berfungsinya suatu perangkat tersebut yang berakibat besar. Sebagai contoh, sistem digital yang diterapkan untuk pengendali peluru nuklir di beberapa negara --­yang diduga masih disembunyikan keberadaannya-- dapat saja meng­alami ketidak-berfungsian. Lalu akhirnya, sistem digital tersebut secara otomatis --karena sudah diprogram-- meluncur tanpa terkendali, dan arah nuklir tersebut justru menghadap tepat ke Amerika.

Ketika suatu bangsa dengan peradaban yang sangat maju dan karakter yang sombong serta kufur terhadap nikmat Allah, maka ke­rusakan yang dialaminya justru datang dari tangan mereka sendiri sebagaimana firman Allah:

"Telah tampak kerusakam di darat dan di laut dikarenakan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (ar Rum: 41).

Mereka merasa yakin dan bertambah kesombongannya, dikarenakan kemampuan dirinya di dalam pengelolaan Departemen Pertahanan mereka yang berpusat di Pentagon. Bangunan yang berbentuk penta serta sumber dayanya yang tidak tersaingi selama ini menambah keyakinan diri Amerika untuk menempatkan posisinya sebagai "polisi dunia". Data tentang Pentagon yang dibangun selama 16 bulan dan selesai 13 Januari 1943 --tanggal 13 berkaitan dengan lucky number yang melambangkan cita-citanya yang ingin menguasai dunia-- memang sangat luar biasa. Misalnya, seperti data sebagai berikut:

     Personil                                        23.000           karyawan
     Telepon                                      200.000           pesawat
     Kabel telepon                            100.000           km       
     Sirkulasi surat per hari          1.200.000           surat    
     Batu bata                                      41.992           buah
     Pasir                                            860.000           ton
     Semen                                         435.000           kubik
     Jumlah biaya                        83.000.000,00     dolar Amerika

Kepahlawanan, kecerdasan, kekuatan, dan kesempurnaan Ang­katan Bersenjata Amerika (US Army) menjadi legenda yang menyejarah, yang ingin dijadikan sebagai bukti kekuatan yang tidak terkalahkan, sebuah pencapaian "manusia unggul" di panggung dunia. Dalam konteks dengan penafsiran aktual dari hadits tadi mengisyaratkan telah lahirnya para polisi Dajal yang siap untuk mengawasi dan mengatur dania. Program ruang angkasa NASA (National Aeronautics and Space Administration) yang mereka miliki, bukan hanya sekadar eksplorasi ruang angkasa; tetapi berbagai titipan misi rahasia yang dikelola dan direncanakan secara sangat rahasia. Hal itu terutama dalam mewujudkan lambang "mata satu" (the one eye of Lucifer) yang mengawasi dunia. Kemampuan teknologi pengindraan jarak jauh memungkinkan kantor pusat zionis mendapatkan berbagai kegiatan di setiap pelosok dunia. Percakapan melalui telepon para pemimpin dunia dengan mudah dapat mereka rekam, begitu pula dengan berbagai kerusuhan, demonstrasi, bahkan tempat/lokasi penyembunyian senjata dapat mereka "simpan rapi" dan direproduksi lebih baik dari sebelumnya.

F. KEKAYAAN DAJAL

Al-Mughirah bin Sju'bah r.a. berkata bahwa seorang bertanya kepada Nabi saw. tentang Dajal sebagai kelanjutan dari pertanyaan saya, hingga Nabi saw bersabda kepadaku:

"Apakah kepentinganmu?" Aku menjawab, "Orang-orang berkata bahwa Dajal mempunyai bukit roti dan sungai air?" Lalu Nabi men­jawab, "Itu sangat remeh bagi Allah." (HR Bukhari dan Muslim).

Oleh karena kemampuannya menguasai dan mengolah seluruh sumber daya alam, serta mengontrol dan menjaganya untuk kepentingan konspirasi zionisme, maka harta kerajaan Dajal berlimpah-ruah --sebagai mana disebutkan dalam hadits tadi-- juga mempunyai bukit roti dan sungai air. Perjalanan waktu mengelola sistem moneter, perbankan, dan perekonomian yang dirintis secara modern sejak The Knight Templar menyebabkan mereka mempunyai aset keuangan yang dapat menguasai ­--khususnya perputaran uang-- di seluruh dunia. Lembaga keuangan, mulai dari World Bank dan IMF merupakan perpanjangan "bukit-bukit roti" yang dibagikan kepada para "pengemis" negara berkembang dengan berbagai persyaratan yang membelenggu dan memperbudak negara yang diberi pinjaman olehnya. Kemandirian ekonomi telah lindap dan mereka hanya menjadi "sapi perah" kaum Dajal. Sumber daya alam di negara-negara Goyim (non-Yahudi) harus dimanfaatkan sebesar-besar­nya. Jaringan perusahaan minyak berskala internasional yang didukung oleh para profesional serta para eksekutif yang merangkap juga sebagai "spion swasta" dikuasai sepenuhnya oleh Amerika dan negara Barat lainnya. Kita mengenal Mobil Oil, Stanvac, Maxus, British Petrolium, dan sebagainya. Sedangkan cadangan minyak dan emas negaranya sendiri dibiarkan untuk sementara waktu. Modal mereka adalah teknologi, modal, dan keahlian khusus yang bergerak dalam bidang perusahaan multinasional yang melakukan eksplorasi minyak dan kerja sama pemboran secara bagi hasil. Dengan cara seperti itu, kekayaan dan deposit minyak mentah yang ada di Amerika untuk sementara tidak disentuh sebagai upaya preventif apabila deposit minyak di negara-negara lain telah habis. Dan pada saat itu, merekalah yang mengambil kendali kekuatan minyak dan gas bumi ini, karena cadangan di negara Barat masih cukup besar

G. YAHUDI DAN SIMBOL DAJAL

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Musliin dari Abu Hurairah r a. bahwa Rasulullah saw bersabda:

"Tidak akan terjadi hari kiamat, sehingga engkau semua akan me­merangi orang-orang Yahudi sampai batu-batu yang di belakangnya itu ada orang Yahudi yang bersembunyi.
Mereka berkata, 'Hai orang Islam, ini ada orang Yahudi bersembunyi di belakangku, maka bunuh­lah orang ini!'…"

Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah, Rasu­lullah saw. bersabda:

"Maka apabila Dajal sudah terbunuh, orang Yahudi pun menjadi hancur lebur barisannya, yakni yang sama-snma berperang untuk membela Dajal itu dan jumlahnya ada tujuh puluh ribu."

Hadits di atas mengisyaratkan bahwa Dajal dan para pengikutnya adalah kaum Yahudi itu sendiri. Mereka membuat berbagai konspirasi dan peguasaan seluruh pranata kehidupan untuk kepentingan mewujud­kan cita-citanya menguasai dunia. Akan tetapi, bila umat Islam bersatu dan mampu melakukan perlawanan yang seimbang, dalam bidang pengetahuan dan persaingan budayanya, maka umat Islam mampu mengalah­kan gerakan Dajal zionis, bahkan mengusirnya dari segala pelosok dunia. Memang terdengarnya utopis (mengkhayal). Akan tetapi, perjalanan waktu dan sejarah tidak berhenti ketika Anda membaca buku ini. Hari esok masih ada harapan. Dan generasi muda yang cerdas dan mem­punyai tsaqafah (wawasan) serta fikrah Islamiyah (pemikiran yang islami), insya Allah mereka akan selalu kritis dan waspada terhadap gerakan kaum kafir. Allah akan mengulurkan tangan pertolongan-Nya, karena bagi Allah tidak ada yang mustahil, selama kita mengikuti petunjuk-Nya. Sesungguhnya, Sunnatullah (ketentuan Allah) tidak akan pernah ber­ubah.

Selanjutnya, dari hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari sahabat Anas r a., disebutkan bahwa tanda-tanda hari kiamat adalah sebagai berikut:

1. Ilmu agama diangkat, artinya hilangnya pengetahuan dan ke­gairahan untuk mendalami dan menghayati ilmu-ilmu keagamaan, sehingga manusia tidak lagi dibimbing oleh cahaya kebenaran Ilahi, melainkan lebih percaya kepada rasionya sendiri, seraya meng­kufuri segala hal yang berkaitan dengan agama yang dianggapnya sebagai dogmatis dan memenjarakan kebebasan berpikir.

2. Kebodohan semakin jelas dan nyata, maksudnya sebagai situasi di mana manusia sudah kehilangan ketajaman hati nuraninya Akhlak karimah sebagai tuntunan agama yang ingin memuliakan dirinya telah dicampakkan karena merasa bahwa dirinya sangat cerdas; padahal kecerdasannya tersebut telah menutup mata hatinya dari kebenaran yang hakiki.

3. Perzinaan yang tersebar luas, maksudnya bahwa telah hilangnya nilai-nilai etika dan moralitas manusia dalam cara memandang hubungan seksual. Sehingga mereka terperangkap dalam berbagai bentuk perzinaan yang menyebabkan berkembangnya penyakit-penyakit ganas yang menyerang manusia, seperti virus HIV pe­nyebab AIDS; serta "penyakit" moral yang buruk sebagai akibat dari perzinaan tersebut, seperti perjudian, alkohol, mariyuana, dan sebagainya.

4. Khamar diminum secara leluasa, artinya masyarakat tidak lagi menganggap minuman arak dan alkohol sebagai dosa, bahkan menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat, sehingga mereka minum secara terbuka dan mabuk.

Tanda-tanda lainnya, seperti yang diriwayatkan oleh Imam Abu Syaibah dari Abu Hurairah r.a. dan juga yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah r a., sebagai berikut:

Pertama, apabila perempuan budak telah melahirkan anak majikan­nya. Hal ini telah banyak terjadi dalam situasi tertentu, di mana banyak wanita menjadi korban perkosaan, serta pemaksaan seksual. Kebutuhan ekonomi yang mendesak menyebabkan para wanita telah kehilangan martabatnya dan dihinakan oleh lelaki yang mempunyai kedudukan sebagai "majikan" atau mempunyai otoritas tertentu terhadap pekerjaan wanita tersebut.

Kedua, munculnya para Dajal (para pendusta). Yaitu, munculnya para Dajal yang merupakan para penipu yang berlagak suci, jumlahnya tiga puluh orang. Semuanya mengaku menjadi utusan Allah.

Artinya akan datang para penganjur agama dengan membuat berbagai tipuan rasional bahwa agama yang dibawanya adalah agama dari Tuhan. Padahal, apa yang dilakukannya hanyalah sebuah tipuan atau kepalsuan belaka. Berbagai sekte, okultisme, mistik, aliran kebatinan yang diakuinya sebagai agama merupakan bukti yang sangat jelas. Saat ini sedang berkembang bagaikan jamur di dunia, beberapa sekte yang kuat dengan pengikut yang banyak tersebut memang belum mencapai tiga puluh. Yang jelas, di kalangan umat Kristen sudah mulai ber­munculan sekte tersebut antara lain: saksi Jehovah, Mormon, Protestan, Katolik, Anglikan, Pantekosta, dan sebagainya; yang kemudian sebagai­mana agama lainnya berkembang berbagai sempalan yang berbau mistik, okultis sebagai bentuk pemberontakan terhadap agama.

Ketiga, ilmu agama dicabut karena telah meninggalnya para alim ulama dan punahnya kaum penganjur agama (mubaligh).

Artinya para ulama, para penganjur agama, juru dakwah yang menjadi teladan umat akan segera dipanggil Allah, sehinggga manusia kehilangan cahaya pelita yang dibawa para mubaligh tersebut. Manusia kehilangan panutan yang memberikan keteladanan ilmu dan perilaku, sesuai dengan panduan Al-Qur'an dan Sunnah Rasul.

Keempat, zaman bertambah dekat mendekati. Artinya, waktu dalam suatu perjalanan terasa bertambah singkat, karena jarak antara satu kota ke kota lainnya dapat ditempuh hanya dalam beberapa saat. Dengan teknologi yang sangat canggih, sebagaimana kita saksikan dewasa ini, hubungan telekomunikasi dan transportasi semakin mempercepat jarak dan mengefesiensikan waktu. Kelak pada masa depan, akan ditemukan lagi inovasi baru di bidang ilmu pengetahuan, yang tentunya teknologi­nya tidak terbayangkan oleh generasi sebelumnya.

Kelima, banyaknya fitnah. Artmya, masyarakat Dajal sangat gemar dengan fitnah, hujat, dan umpat, sehingga masyarakat tersebut keadaannya seperti dalam bara api yang panas. Tidak ada lagi keteduhan batin, karena orang yang benar dibohongi dan orang yang berbohong dibenarkan dan dijadikan panutan pernyataannya. Seseorang dengan sangat mudah dan tidak punya perasaan berdosa sama sekali melancarkan "panah beracun" untuk memfitnah sesamanya. Mereka merasa bangga ketika orang lain tersungkur dalam nista dan kesulitan hidup. Dan fitnah akan terus dilancarkan dengan lebih modern, mempergunakan berbagai media yang lebih bersifat simultan dan sesaat. Bahkan, dibuatkan skenarionya sedemikian rupa, sehingga orang yang difitnah sama sekali tidak berdaya. Orang yang terkena racun fitnah itu menjadi "mati" sebelum mati. Dan mereka terbahak penuh kemenangan ketika melihat korban yang terkena oleh racun fitnahnya. Tidak ada sedikit pun perasaan kemanusiaan pada dirinya. Karena fitnah yang dikeluarkan melalui mulut yang kredibel dan skenario yang canggih itu, menular kepada orang yang mendengarkan ceritanya, dan orang yang mendengarnya ikut menambah dan mengembangkan fitnah tersebut. Maka lengkaplah mereka menjadi pengikut Dajal yang bergerak bebas di tengah-tengah masyarakatnya.

Keenam, banyaknya haraj (manusia saling membunuh). Artinya, masyarakat Dajal tersebut sangat mudah untuk saling membunuh hanya karena hal-hal yang sepele sekalipun. Untuk kepentingan politik, ambisi, dan vested interest, mereka tidak segan untuk mengadu domba, me­nyebarkan kebencian dan membunuh lawan, bahkan kawan yang dianggap menjadi penghalang cita-citanya.Nafsu amarah kaum Dajal itu mudah meledak tanpa kendali.

Penafsiran hadits di atas hanyalah sebuah analisis penulis yang dikaitkan dengan kondisi aktual yang dihadapi umat Islam dewasa ini. Dan sebagaimana sebuah penafsiran, tentu saja hal tersebut masih harus dikaji, diperdebatkan, dan diuji kebenarannya. Mengingat banyak pula penafsiran tentang hadits tersebut dari pendekatan analisis yang lain, yang cenderung kepada ramalan mistik; dongeng-dongeng yang terkait dengan harapan datangnya Ratu Adil, Nyi Roro Kidul, Raksasa Bermata Satu, Naga, dan segala jenis makhluk yang mengerikan, sebagaimana film-film horor yang banyak beredar dan ditonton tanpa daya kritis, tetapi memasuki syaraf manusia sehingga mereka merasa bahwa drakula, hantu, kuntilanak, jurig, dedemit, dan segala macam tahayul yang bercampur-baur antara menyan dan mantera menyebabkan manusia menjadi musyrik dan kufur. Wallahu alam bish shawab.

No comments:

Post a Comment